TNBB jadi “pilot project” pengawasan hutan berteknologi AI

 

Taman Nasional Bali Barat (TNBB) di Provinsi Bali saat ini sedang dijajaki untuk dijadikan “pilot project” dalam program “Smart Forest Guardian” atau pengawasan hutan melalui teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), yang merupakan program kerja sama antara perusahaan Huawei dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Objek pertama yang dijajaki adalah TNBB. Dalam rangka kerja sama itulah TNBB dijajaki untuk mengetahui lokasi dan kondisi di TNBB,” kata Kepala TNBB Agus Ngurah Kresna Kepakisan di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Minggu (25/10).

Agus Ngurah mengatakan TNBB sudah dikunjungi oleh tim lintas kementerian yang terdiri atas perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Badan Syber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), KLHK bersama tim teknis Huawei.

“Setelah penjajakan lokasi, nanti pihak Huawei secara resmi menyusun kerja sama kepada Menteri KLHK, dan keputusan berada di tangan menteri,” katanya.

Ia menjelaskan penjajakan tim lintas kementerian ke TNBB ini merupakan tidak lanjut rapat koordinasi yang dilakukan oleh Kemenko Kemaritiman dan Investasi atau Marves bersama dengan Kemenkominfo, KLHK, BPPT, BIN, BSSN, serta Huawei pada Rapat Koordinasi Peningkatan Pengawasan Kawasan Hutan secara virtual  6 Oktober  2020.

Pihak TNBB menyambut baik kehadiran teknologi AI yang akan dikembangkan bersama Huawei itu karena akan membantu dalam pengawasan hutan di kawasan TNBB.

“Apalagi TNBB memiliki dengan satwa endemik jalak Bali yang juga merupakan satwa dilindungi karena tergolong langka,” katanya.

Teknologi pengawasan dengan kecerdasan buatan itu, kata dia, adalah alat untuk mendeteksi suara di kawasan hutan. Teknologi itu mampu membedakan suara satwa, burung, dan satwa lainnya, termasuk juga mampu mendeteksi suara gergaji, suara senso, atau suara-suara lain yang mencurigakan.

“Jadi, selain untuk mengawasi hutan dari tindak kriminal ‘illegal loging’ juga sekaligus sebagai alat untuk memonitor keberadaan satwa di kawasan hutan,” katanya.

Sumber: Antaranews.com