Pengalaman Hybrid Learning

NAIDA ZABRINA

2440023482

MARKETING COMMUNICATION

Pengalaman Hybrid Learning

Matahari cerah menyambut hari ini dengan penuh rasa gembira. Untuk pertama kalinya menginjakkan kakiku setelah setahun sebagai mahasiswa yang hanya seharian kuliah online duduk menatapi layar laptop dengan rasa bosan dan mengantuk yang terus menghantui jam kuliah. Akhirnya bisa merasakan bagaimana rasanya belajar di kampus BINUS tercinta secara langsung, bertemu dengan dosen serta teman-teman kuliah. Jangan lupa untuk membawa flazz card binusian sebagai tanda bahwa kita mahasiswa BINUS.

Di BINUS, sebelum kita masuk ke kampus, ada yang namanya daily health declaration di applikasi BINUS MAYA yaitu pertanyaan yang harus kita jawab sebelum masuk, seperti apakah kita sedang flu, tidak enak badan, atau dalam waktu dekat ini pernah kontak langsung dengan orang yang positif covid, dan beberapa pertanyaan lainnya seputar keadaan kesehatan kita. Setelah usai menjawab dan dinyatakan bisa masuk kampus, kitapun harus melakukan campus check-in. Setelah itu, ada pengecekkan suhu tubuh melalui sensor yang akan ditampilkan melalui layar TV seperti camera CCTV, gunanya untuk memotret wajah yang akan masuk beserta data suhu tubuhnya. Namun, jika suhu tubuh kita tinggi, maka security akan mengingatkan kita untuk mengisi ulang daily health declaration untuk verifikasi bahwa kita sedang sakit dan mengikuti pembelajaran kelas via zoom serta diwajibkan untuk pulang kembali. Jika suhu tubuh kita normal, maka diizinkan untuk masuk ke kampus.

Di beberapa titik kampus terdapat security yang memantau keadaan kampus serta membantu para mahasiswa untuk arahan menuju kelas. Setelah sampai di kelas, tidak lupa untuk kembali melakukan room check-in, gunanya agar membantu dosen melakukan absensi kelas untuk mahasiswa yang onsite.

Kelaspun berlangsung dengan tertib dan sesuai arahan protokol kesehatan yang berlaku. Tidak boleh melepas masker ketika di dalam kampus, kecuali ketika minum atau sedang makan di kantin. Tidak diperkenankan untuk bergerombol ketika di kelas, di kantin, ataupun tempat-tempat dalam kampus. Biasanya security atau dosen akan mengingatkan mahasiswa yang bergerombol ketika berada di dalam kampus.

Beberapa stan makanan di kantin kampus sudah mulai berjualan, seperti waffle, jus, indomie, ayam geprek, soto, dan beberapa stan lainnya. Pengawasan protokol kesehatan di BINUS terjaga karena dipantau oleh pihak kampus. Adapun terdapat swab yang diadakan secara mendadak oleh pihak kampus untuk mengetahui apakah terjamin bahwa mahasiswa BINUS yang melakukan onsite sesuai prosedur utama kesehatan yaitu negatif covid.

Setelah 4 minggu merasakan hybrid-learning, ternyata belajar menjadi lebih efektif dan mudah dimengerti. Hal ini bisa menjadi sebuah inovasi baik untuk keberlangsungan belajar-mengajar selama pandemi covid-19 agar tetap bisa belajar di kelas namun dengan protokol kesehatan yang berlaku sehingga meminimalisir terjadinya penyebaran virus covid-19 di Indonesia.

Banyak orang tua yang khawatir akan pembelajaran yang dilakukan secara offline atau tatap muka dikarenakan situasi pandemi yang naik turun, akan tetapi pembelajaran yang dilakukan secara online atau daring sangat mempengaruhi psikis atau mental para pelajar/mahasiswa, dari data Liputan6.com menyatakan bahwa “Stres dengan pembelajaran jarak jauh belajar di rumah terbukti ditunjukkan. Ternyata 79,9 persen anak mengatakan bahwa proses pembelajaran jarak jauh tanpa interaksi,” papar Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti saat sesi webinar “Dampak Sosial Ekonomi COVID-19 pada Anak-anak di Indonesia: Tantangan Menjaga Kesejahteraan Anak Saat Pandemik”, ditulis Selasa (12/5/2020).

Hal ini menyatakan adanya fakta bahwa keadaan mental seorang pelajar/mahasiswa menjadi menurun karena berbagai hal kesulitan baru yang mereka harus hadapi, seperti misalnya kesulitan memahami materi yang disampaikan, kesulitan memahami sistem e-learning, adanya tuntutan mengerjakan tugas lebih banyak daripada saat pembelajaran tatap muka ataupun ketidaknyamanan belajar dirumah karena keadaan rumah yang kurang kondusif, hal tersebut memacu kami menjadi semakin sulit untuk belajar dirumah.

Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk melakukan hybrid learning pada sekolah, universitas maupun institusi belajar lainnya agar para pelajar dan mahasiswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi sosial secara langsung. Namun, hal ini juga perlu dipertimbangkan dan dipantau secara berkala agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Di Indonesia sendiri, hybrid learning sudah mulai banyak diterapkan diberbagai daerah dan wilayah, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, hal ini ditinjau dari berkurangnya kasus covid-19 di Indonesia saat ini.

Model hybrid learning dianggap bisa mengembalikan kesempatan interaksi sosial. Meski penerapan pembelajaran tatap muka dilakukan dengan terbatas, namun para siswa atau mahasiswa akan tetap mendapatkan peluang untuk mengembangkan keterampilan sosial emosionalnya secara langsung saat kembali bertemu dengan teman-temannya di sekolah ataupun kampus.

Dampak lainnya dari hybrid learning ialah bisa lebih memahami materi yang disampaikan karena suasana kelas yang nyaman untuk belajar, lain halnya jika kita hanya belajar dari rumah yang kadang kala harus menyesuaikan kebisingan di rumah tapi harus tetap belajar melalui platform online yang sudah disediakan oleh sekolah atau kampus, ataupun masalah koneksi internet yang kadang menjadi penghambat saat kita sedang serius mendengarkan guru atau dosen. Kita bisa saja keluar secara otomatis dari ruang kelas online karena jaringan yang tidak stabil atau jaringan internet yang terputus bahkan kuota internet yang tiba-tiba mendadak habis. Satu dari sekian banyak tantangan yang  dialami saat belajar secara daring di rumah adalah ketersediaan fasilitas belajar yang menunjang. Tak hanya perangkat yang memadai, kestabilan koneksi internet pun memegang peranan besar dalam membantu memahami apa yang guru atau dosen sampaikan.

Dengan adanya hybrid learning, para pelajar juga tidak akan merasa jenuh karena terus-terusan harus menatap layar laptop untuk waktu yang lama atau bosan karena merasa pembelajarannya kurang efektif. Menjalani proses pembelajaran jarak jauh dalam waktu berbulan-bulan atau hingga sampai setahun lebih tentu membuat para pelajar kadang merasa sangat jenuh. Kegiatan yang itu-itu saja dengan melihat layar monitor di dalam rumah tanpa bisa bertemu dan berinteraksi dengan teman teman bisa jadi terasa melelahkan. Jika model hybrid learning diterapkan, maka ini bisa menjadi hal baru yang menyegarkan bagi anak-anak. Tentu saja harapannya adalah mereka bisa kembali bersemangat dan proses belajar menjadi lebih efektif kembali.

Namun masih terdapat beberapa orang tua yang kurang menyetujui atau ragu akan hybrid learning atau kesiapan sekolah maupun kampus yang kurang dapat dipercayai aman keamanan yang terjaga sesuai protokol kesehatan. Hal ini harus dijadikan himbauan bahwa sekolah ataupun institusi telah melakukan yang terbaik dalam menjaga lingkungan belajarnya sesuai dengan aturan kesehatan yang tersedia. Oleh karena itu, pihak sekolah dan juga intitut perguruan tinggi harus memastikan bahwa mereka memiliki sarana sanitasi dan kebersihan yang layak, juga harus membentuk satgas khusus yang memastikan bahwa protokol kesehatan diterapkan dengan baik selama murid atau mahasiswa berada di sekolah atau kampus. Ketidakpastian akan kesiapan pembelajaran secara tatap muka akan hal-hal seperti inilah yang membuat orang tua ragu dan khawatir untuk melepas anaknya kembali ke sekolah atau kampus.

Meski pembelajaran tatap muka sudah mulai dilakukan lagi diberbagai wilayah dan daerah, kita harus tetap selalu waspada dan mematuhi aturan yang berlaku agar terus memutus rantai penyebaran virus covid-19, resiko tertular memang lebih besar jika dibandingkan dengan belajar online dirumah. Namun, dengan segala pertimbangan, kesiapan, dan juga keadaan serta fasilitas yang memadai, semoga hal buruk tidak terjadi. Oleh karena itu, sebagai pelajar kita tidak boleh lalai untuk terus mengikuti prosedur protokol kesehatan yang berlaku untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Terlepas dari pro kontra yang ada dalam proses hybrid learning, sebaiknya para pelajar mempersiapkan diri untuk menghadapi sistem belajar yang akan terus berinovasi. Sistem pembelajaran online maupun offline akan terus mengalami perubahan menyesuaikan dengan keadaaan yang sedang terjadi. Jika kalian para pelajar yang memilih dan diinzikan untuk melakukan belajar secara langsung (onsite) maka persiapkanlah kesehatan kalian, tertib, dan disiplin terhadap peraturan kesehatan. Untuk kalian yang lebih memilih untuk belajar dirumah, kalian bisa meminta teman untuk berdiskusi secara online melalui platform zoom, google meeting, ataupun platform online lainnya yang bisa kalian akses untuk berdiskusi bersama agar kalian tidak merasa bosan mengerjakan semuanya sendirian.

Dengan adanya hybrid learning ini, kalian dan orang tua ataupun wali murid kalian bisa saling berdiskusi terlebih dahulu mengenai sistem pembelajaran baru ini. Tentu saja akan ada pro dan kontra dari sistem hybrid learning, namun itu semua tergantung dari masing-masing prioritas kebutuhan kalian. Jika kalian mungkin merasa bosan dan selalu tidak fokus belajar online dirumah, adanya hybrid learning ini tentunya akan sangat membantu kalian. Namun jika kalian merasa ragu dan nyaman belajar dari rumah, kalian bisa tetap belajar secara online. Ataupun, jika kalian sudah yakin dengan keputusan akan tetapi mungkin orang tua kalian kurang menyetujui keputusan kalian, pastikan mereka tahu betul informasinya secara akurat agar tidak ada terjadi kesalahpahaman. Belajarlah dengan nyaman sesuai dengan kebutuhan kalian.

Referensi : Survei KPAI: Belajar di Rumah Selama COVID-19 Bikin Anak Stres dan Lelah – Health Liputan6.com, Dampak Positif dan Negatif Pembelajaran Daring Menggunakan E-Learning – HMJ MPI UIN MALANG (hmjmpiuinmaliki.or.id), Mengenal Hybrid Learning dan Pro Kontra Pelaksanaannya – Love Life (ilovelife.co.id)