ABC

Yuk Berwisata ke Pemakaman Tertua dan Terbesar di Adelaide

Sejarawan lokal berusaha melestarikan kekayaan sejarah dari mereka yang bersemayam di salah satu pemakaman terbesar di Adelaide dengan menyelenggarakan wisata ke situs cagar budaya tersebut.

Wisata ke pemakaman ini dipandu oleh Jan Smith dan Trevor Peart, keduanya melihat layanan yang mereka lakukan sebagai cara untuk melestarikan prestasi masa lalu warga Adelaide untuk generasi sekarang.
 
"Pemakaman Terrace West adalah pemakaman umum pertama dan tertua di Adelaide selama hampir satu abad," kata Peart.
 
Pemakaman ini pertama kali digunakan pada 1837, dan sejak saat itu telah masuk dalam daftar situs cagar budaya dan merupakan rumah bagi lebih dari 150 ribu jiwa.
 
Lebih dari 4000 orang tentara pria dan wanita yang berhasil pulang kembali dari bertugas di medan perang dimakamkan dibagian Angkatan Kerajaan Australia.
 
Selain itu pemakaman Terrace West juga menjadi rumah peristirahatan abadi sejumlah pemukim pertama di Australia, makam Menteri Utama Australia Selatan pertama, Boy Travers Finniss, musisi dan komposer klasik Australia, ilmuwan dan lain-lain.
 
"Orang dari berbagai kalangan dimakamkan disini dan itu membawa kebersamaan bagi warisan sejarah Australia Selatan yang kaya,” katanya.
 
Peart secara sukarela telah menjadi pemandu di pemakaman itu selama beberapa tahun terakhir. Namun keterkaitannya dengan pemakaman tersebut terentang jauh lebih lama.
 
"Ketertarikan saya dengan kawasan ini tidak terlepas dari pengalaman saya pribadi, dimana saya ketika kecil tinggal di rumah yang terdapat di pemakaman ini sampai berusia 2 tahun,” katanya.
 
Kakek Smith merupakan pengurus dari pemakaman tersebut ketika itu.
 
"Di akte kelahiran saya, alamat saya ya di pemakaman ini,” katanya.
 
Beragamnya latar belakang orang yang dikebumikan di pemakaman ini, membuat Peart harus membedakan wisata di kawasan pekuburan ini menjadi beberapa tema, yaitu wisata Towers and Treasures, makam para prajurit, kematian yang tidak biasa, pemakaman para pendatang dan tema favoritnya – makam pelaku dan korban kejahatan.
 
"Ini benar-benar museum terbuka,” kata Smith.
 
"Kisah dari mereka yang dimakamkan disini tidak ada habisnya,”
 
Ada 16 relawan yang membantu pengunjung berwisata di pemakaman ini. Dana yang diterima dari kunjungan turis ke kawasan ini digunakan untuk membiayai kelangsungan program wisata ini.