ABC

Yue Lin Si Master Es Krim Italia Dari Brisbane

Kegemaran untuk membuat es krim ala Italia telah membuat Yue Lin menjadi jawara di ajang ‘Australian Grand Dairy Awards’ (Penghargaan Produk Susu Terbaik Australia) 2017.

Pembuat es krim ala Italia, Yue Lin, telah jatuh cinta pada makanan manis ini sejak ia masih kecil.

“Ketika saya pertama kali mencoba es krim (di Shanghai), saya begitu kagum akan kelezatannya,” akunya.

Besar di China, Yue selalu membeli es krim kapanpun ia punya cukup uang dari hasil menabung.

“Mereka disebut ‘batu es’ di China. Saya selalu senang tiap kali saya mendapatkannya,” tutur Yue.

Tapi baru pada tahun 2004-lah, ketika pergi berlibur ke Italia bersama sang istri, Yue pertama kali menemukan es krim Italia (begitu sebutannya dalam bahasa China) atau populer disebut ‘gelato’ dan ide bisnis kemudian muncul dari situ.

“Gelato punya banyak rasa, warna dan penyajian, dan rasanya-pun enak. Berjualan gelato tampaknya menjadi ide bisnis yang bagus tapi saya tak terlalu memikirkannya pada saat itu,” kata Yue.

Man at table holding a glass with a straw in it.
Yue Lin soon after he first arrived in Australia.

Supplied: Yue Lin

Yue pertama kali tiba di Australia pada tahun 1990. Ia awalnya bekerja di pabrik perabotan di Brisbane pada pagi hingga sore hari, dan juga di sebuah restoran China sebagai asisten dapur pada malam hari.

Memulai bisnis gelato

Di sebuah konvensi makanan dan minuman Australia sepulang dari liburan ke Italia, Yue mencari tahu lebih banyak tentang proses pembuatan gelato.

Ia kemudian mengikuti kursus membuat gelato di Sydney dan memutuskan untuk mengubah kegemarannya menjadi bisnis.

“Saya pergi ke Italia tempat di mana gelato asli pertama kali dibuat. Bahan-bahan yang digunakan orang di sana begitu premium dan mereka juga senang untuk menyebarkan budaya gelato,” katanya.

Yue saat itu menjadi satu-satunya orang China di kelas, tapi setelah lulus, ia memperoleh pengetahuan dasar tentang pembuatan gelato dan siap untuk menjalankan bisnis gelato di Australia.

Ia memutuskan untuk membeli toko gelato yang sudah ada dan bekerja keras untuk meningkatkan kualitasnya.

Man holding up gelato in front of a gelato counter.
Yue Lin learnt about Italian gelato culture during his time at Gelato University.

Supplied: Yue Lin

“Dengan pelatihan yang saya ikuti dan pengalaman langsung saya mulai bereksperimen, membuat rasa labu dan wijen yang disukai selera Asia,” ujar Yue.

Tapi banyak pelanggan lokal tampaknya tak suka dengan rasa yang ia buat, sehingga Yue memutuskan untuk kembali ke Italia demi menjalani pelatihan lebih lanjut untuk menemukan apa yang salah dari gelato buatannya.

“Saya ikut lagi kursus 4 hari di Gelato University, tempat yang dianggap sebagai institut terbaik untuk belajar teknik membuat gelato.”

“Saya pelajari kembali semua teknik dasar dan belajar lebih banyak tentang teknik pembuatan yang kompleks dan rumit,” jelasnya.

“Di akhir kursus, saya juga mendapat kesempatan untuk magang di kedai gelato lokal di mana saya membiasakan diri dengan gaya membuat gelato Italia,” sambungnya.

Membuat gelato yang sempurna

Yue mengikuti cara tradisional Italia untuk membuat gelato, sesuatu yang membuatnya melakukan proses pasteurisasi susu pertama kali dan menunggu agar susu itu ‘busuk’ selama 4-12 jam.

“Ini begitu mirip dengan proses menunggu adonan roti hingga mengembang sehingga rasanya bisa keluar sempurna. Setelah itu, kita akan menambah rasa yang berbeda dan mencampurnya dengan alat khusus sehingga semuanya tercampur dengan rata,” jelasnya.

“Begitulah caranya anda mendapatkan gelato yang halus, rata dan lembut penuh krim,” imbuhnya.

"Gelato yang bagus punya tekstur tertentu yang berbeda dari es krim yang anda beli dari swalayan," kata Yue.

Memenangi gelar Produk Susu Terbaik berkat gelato rasa coklat pahit-nya di Penghargaan Produk Susu Australia adalah sebuah pengakuan atas kerja kerasnya, tutur Yue.

“Itu memotivasi saya untuk mempertahankan standar yang tinggi dalam kontrol kualitas. Saya lebih memilih menyajikan lebih sedikit ketimbang mempertaruhkan kualitas.

Kualitas adalah kunci utama dari pembuatan gelato,” terangnya.

A bowl of dark chocolate gelato with strawberries and pomegranate seeds and an out-of-focus spoon in the background.
Yue Lin's dark chocolate gelato won Champion Dairy Gelato and Grand Champion Dairy Product in the 2017 Australian Grand Dairy Awards.

Supplied: Australian Grand Dairy Awards

Yue mengatakan, untuk membuat gelato yang sempurna, bahan-bahan yang anda gunakan haruslah segar dan berkualitas tinggi sehingga anda mendapatkan rasa alaminya, seperti gelato ‘dark chocolate’ atau rasa coklat pahit buatannya yang menjadi jawara.

“Gelato dark chocolate saya, begitu anda memasukannya ke mulut, anda bisa merasakan kepadatan, bukan dingin beku, tapi lembut dan halus seperti sutra.”

“Rasanya seperti coklat lembut di mulut anda,” ujarnya.

Keragaman rasa

Yue mengatakan, rasa yang disukai pelanggan Barat-nya lumayan berbeda dengan rasa yang digemari pelanggan Asia-nya.

"Contohnya vanila, orang China suka rasa vanila yang tajam sementara orang Barat suka yang lebih ringan," ungkap Yue.

Ia mengembangkan rasa gelato baru berdasarkan apa yang sedang menjadi tren. Banyak bahan yang ia gunakan berasal dari Italia, dan ia juga mendapat informasi secara rutin tentang apa yang sedang populer di kawasan itu.

“Saat ini, kami membuat gelato rasa ‘creme brulee’ (puding karamel) dan ‘shortbread’ (biskuit). Kami akan menjualnya selama beberapa minggu dan melihat bagaimana hasilnya.”

“Dua hari lalu, saya berusaha untuk memperbaiki rasa wijen hitam,” ceritanya.

Ia lantas menyambung, “Itu benar-benar disukai pelanggan asal Jepang dan Asia lainnya. Mereka datang dan banyak menanyakan.”

Yue ingin memasukkan elemen China ke dalam kreasi rasa berikutnya, khususnya mengingat populasi orang China yang meningkat di Australia.

Ia saat ini tengah membuat gelato rasa goji berry.

“Penampilannya bagus tapi susah untuk memunculkan rasanya. Warnanya keren dan juga tipikal makanan sehat,” sebutnya.

Simak artikel ini dalam bahasa Inggris dan bahasa Mandarin.