ABC

World Cup 2014: Socceroos Optimistis Walau Di Grup Berat

Bagaimana peluang tim Australia yang dikenal dengan nama Socceroos di Piala Dunia 2014 yang akan dimulai di Brazil hari Jumat (13/6/2014). Berada di grup B, grup yang dianggap berat, semula Australia dianggap tidak memiliki harapan, dan mungkin malah dipermalukan, namun sekarang merasa yakin akan tampil bagus.

The Socceroos berada satu grup dengan finalis Piala Dunia 2010 Spanyol, tim kuat lainnya dari Belanda, serta tim Chile yang juga tidak bisa dianggap enteng.

Setelah lolos sebagai tim pertama dari babak kualifikasi di tahun 2013, Socceroos pada awalnya cukup optimistis akan tampil bagus di Brasil. Namun kemudian kekalahan telak 0-6 dari dua tim besar, Brasil dan Prancis membuat para pengamat meragukan kemampuan Socceroos  untuk bisa menandingi tim-tim lain.

Banyak yang malah mengkhawatirkan Australia akan menjadi bulan-bulanan. Namun perasaan itu berubah setelah munculnya pelatih baru Ange Postecoglou.

Sekarang banyak pihak masih memperkirakan bahwa Australia tidak akan mampu lolos dari penyisihan grup, namun Postecoglou – yang sebelumnya pernah menangani klub Liga Australia Brisbane Roar dan Melbourne Victory – berhasil memperkuat tim dengan gaya lebih menyerang.

Sekarang harapannya adalah bahwa Socceroos tidak lagi sekedar tim yang bisa dengan mudah dikalahkan namun mampu memberi tandingan seimbang.

Sebelumnya gaya permainan Australia adalah bertahan dulu baru menyerang, namun dalam pertandingan persahabatan melawan Ekuador dan Kroasia baru-baru ini menunjukkan bahwa serangan mereka di depan lebih tajam.

Kekuatan Australia datang dari gelandang tengahnya, dengan tumpuan pada kapten baru Mile Jedinak, didampingi Mark Milligan, pasangan yang membentuk barisan tengah yang kuat di mana Socceroos dapat membangun serangan, demikian juga membantu pertahanan.

Menggunakan pengalamannya sendiri sebelumnya sebagai kapten tim Liga Utama Inggris Crystal Palace Jedinak sekarang mengatakan keyakinannya bahwa Socceroos tidak akan menjadi bulan-bulanan.

Di awal kompetisi di sana, Crystal Palace banyak diduga akan terseok-seok sepanjang musim, dan akan didegradasi di akhir musim. Namun dalam kenyataannya, Crystal Palace dibawah komando Jedinak berhasil menduduki peringkat 11, papan tengah.

Dengan rasa percaya diri seperti ini, Jedinak diharapkan bisa memotivasi teman-temannya untuk membuat kejutan di Piala Dunia ini.

 

Pengalaman itu membuat dia menjadi pemimpin yang tepat untuk Australia dalam upaya menundukkan satu (atau lebih) tim lawan, baik Belanda, Chili atau tim Spanyol.