ABC

Williams Bersaudara dan Federer Lolos Ke Final Australia Open

Mimpi Serena Williams untuk menjadikan babak final Australia Open sebagai duel kakak-adik tercapai setelah ia menekuk petenis Kroasia, Mirjana Lucic-Baroni, di semi-final, dan akan menghadapi kakaknya, Venus Williams, di laga akhir turnamen ini.

Serena Williams menang mudah 6-2, 6-1 melawan Lucic-Baroni di semifinal.

Hasil itu memenuhi harapan banyak orang setelah sebelumnya Venus Williams mengalahkan Coco Vandeweghe dalam tiga set.

Pertemuan terakhir dua bersaudari ini di turnamen besar terjadi pada Wimbledon 2009, ketika Serena menang 7-6 (7/3), 6-2 melawan sang kakak, Venus.

Di usia 35 tahun, Serena mengungguli Venus, 36 tahun, 6-2 dalam pertemuan mereka di empat babak lanjutan turnamen tenis dan kemenangan lainnya di Melbourne Park -mengulang final tahun 2003 -akan memberinya gelar ketujuh Australia Open, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Bagi kami, bisa berada di final berdua adalah mimpi terbesar yang jadi kenyataan,” kata Serena.

“Saya benar-benar bangga terhadap Venus. Ia benar-benar inspirasi, kakak saya,” imbuhnya.

"Pada dasarnya, ia segalanya bagi saya dan hidup saya. Ia sangat berarti untuk saya dan saya tentu saja sangat senang untuknya," kata Serena.

Serena juga berbagi rekor gelar 22 turnamen dengan Steffi Graf tapi bisa melampaui petenis Jerman itu pada hari Sabtu (28/1/2017) dan berkesempatan mengalahkan rekor petenis Australia legendaris, yakni Margaret Court, yang berhasil merebut 24 gelar grand slam di nomor tunggal.

Serena juga bisa merebut kembali peringkat satu dunia -yang sempat ia duduki selama total 309 minggu -jika ia menggusur juara bertahan Angelique Kerber, yang tersingkir di babak keempat.

Tapi unggulan kedua ini tak berharap lebih menjelang laga final grand slam ke-29 yang dilakoninya.

“Ia lawan terberat saya. Tak ada yang pernah mengalahkan saya sebanyak Venus. Saya merasa, apapun yang terjadi, kami sudah menang,” tutur Serena.

“Ia telah melalui banyak hal. Saya juga melalui banyak hal. Melihatnya bertanding dengan baik itu hebat jadi saya berharap untuk itu,” imbuhnya.

Venus
Venus Williams akhirnya lolos ke final grand slam pertamanya dalam 8 tahun terakhir setelah mengalahkan Coco Vandeweghe di Australia Open.

REUTERS: Issei Kato

Venus kembali diperhitungkan

Venus Williams mencapai laga final Australia Open pertamanya sejak tahun 2003, setelah menang atas rekan senegaranya, Vandeweghe.

Williams sempat mengalami tie-break di set pertama namun berjuang kembali dengan maksimal untuk mengakhiri pertandingan 6-7 (7/3), 6-2, 6-3.

Hasil itu membuat final nomor tunggal wanita impian menjadi kenyataan, apalagi sang adik, Serena Williams, juga mengalahkan Mirjana Lucic-Baroni di semifinal kedua.

"Ya Tuhan, ini sangat berarti, terutama karena ia bermain sangat baik," kata Venus Williams di lapangan.

“Ia bermain sangat luar biasa. [Rasanya seperti] saya harus bermain bertahan sepanjang waktu,” sambungnya.

Ia menambahkan, “Tak ada momen jeda, sehingga bisa sampai ke final melalui pertandingan seperti ini … Saya juga gembira untuk dunia tenis Amerika.”

Sebelum bertemu Venus Williamns di semifinal, Vandeweghe telah mengalahkan petenis nomor satu dunia Angelique Kerber, juara Prancis Terbuka Garbiñe Muguruza, mantan finalis Wimbledon Eugenie Bouchard dan runner-up US Open 2015 Roberta Vinci.

Vandeweghe, petenis nomor 35 dunia, sempat menggebrak di laga hari Kamis (26/1/2017), menyerang Venus di awal pertandingan.

Tapi Venus, yang menjalani semifinal grand slam ke-21-nya dibanding semifinal pertama bagi Vandeweghe, langsung membalas mengingat lawannya yang kurang berpengalaman itu membuat pelanggaran ganda di break point.

Pertandingan kemudian terus berlanjut dengan servis sampai tiebreak, yang diklaim Vandeweghe sebagai keunggulan satu set untuknya.

Itulah set pertama dalam semua turnamen yang pernah diikuti Venus di mana ia tertinggal -dan kakak Serena ini cepat memukul balik.

Vandeweghe memantulkan raketnya ke lapangan setelah menjatuhkan servis pada game ketiga set kedua dan beruntung tak mendapat peringatan karena melepas bola dengan emosional ke arah penonton setelah kebobolan lagi dan tertinggal 4-1.

Keunggulan besar cukup membuat Venus Williams membungkus set kedua dengan servis kedelapan dan kesembilan dalam pertandingan itu.

Williams mendapat momentum untuk menyerang kembali pada pembukaan set penentuan dan tak ada jalan kembali bagi Vandeweghe mengingat mantan petenis nomor satu dunia itu meraih kemenangan pada match point keempatnya.

Di usia 36 tahun dan 226 hari, Venus menjadi wanita tertua di ajang Australia Open yang berhasil mencapai final.

Roger Federer
Roger Federer mengalahkan Stan Wawrinka di babak semifinal Australia Open.

AP: Aaron Favila

Sementara di tunggal putra, kemungkinan terjadinya partai final impian lainnya, yakni antara Roger Federer dan Rafael Nadal, semakin besar setelah petenis Swiss itu berhasil membekuk Stan Wawrinka di babak semifinal, Kamis (26/1/2017).

Kembali ke turnamen tenis setelah 6 bulan cedera lutut, Federer mengalahkan Wawrinka dengan skor 7-5, 6-3, 1-6, 4-6, 6-3 di lapangan Rod Laver Arena. Federer menjadi petenis pria tertua yang berhasil menembus final tunggal putra setelah era Ken Rosewall di tahun 1974, yang saat itu berusia 39 tahun.

Mengejar gelar ke-18, petenis berusia 35 tahun ini akan menghadapi pemenang laga antara Rafael Nadal melawan Grigor Dimitrov -yang baru akan tanding Jumat (27/1/2017) -di partai final.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterjemahkan: 20:00 WIB 26/01/2017 oleh Nurina Savitri.