ABC

Waria di Vietnam berjuang melawan kefanatikan

Disaat pergerakan kelompok Homoseksual untuk mendapatkan kesetaraan di Vietnam terus menguat, sebaliknya komunitas waria atau transgender di negara itu tetap termarjinalkan.

Seperti diketahui saat ini parlemen Vietnam telah memasukan homoseksual dalam pembahasan UU Perkawinan dan Keluarga di negara itu, dengan tujuan agar pasangan homoseksual bisa mendapatkan hak untuk membeli rumah.

Pengarang buku ‘Waria’,  Nguyen Ngoc Thach mengatakan komunitas waria di Vietnam  tidak berbagi status yang sama dalam pembahasan UU tersebut.

"Di panggung– ketika beraksi – waria bisa melakukan semua hal, tapi dalam kehidupan nyata tidak," ceritanya.

Perubahan jenis kelamin dikenal tidak sah di negara-negara komunis dan satu-satunya pekerjaan yang bersedia menerima waria hanya peran kecil dalam panggung pertunjukan, pernikahan atau pemakaman.

Bahkan untuk waria/transgender yang sudah dikenal luas sebagai pesohor atau selebriti sekalipun, seperti artis Cindy Thai Tai, tetap tidak diterima di dunia social.

"Ketika orang menonton TV, menikmati tayangannya, kehadiran kita mereka anggap hiburan. Tapi ketika kita ke bank, atau ke kantor  anda tetap dilihat sebagai waria. Banyak warga tidak menerima kehadiran kita kecuali diatas panggung.” Kata Nguyen.

Diskriminasi juga dialami kelompok Lesbian, Gay, Boseksual dan Transgender/waria, terutama sekali laki-laki.

Nguyen mengatakan kondisi ini terjadi karena transgender terlalu mencolok, dan membuat laki-laki merasa terancam.

Nguyen meyakini hal ini terjadi karena kefanatikan di sektor kerja, yang mendorong transgender semakin termarjinalkan dari profesi seperti prostitusi.

"Masyarakat Vietnam memberi citra yang sangat buruk kepada kelompok LGBT disini.," keluhnya.