ABC

Warga Muslim Melbourne Bersiap Sambut Lebaran

Umat Muslim di Melbourne, Australia, bersiap merayakan akhir Ramadan, Idul Fitri, yang akan berlangsung hari Senin (28/7/2014). Suasana penyambutan Idul Fitri mulai terlihat di daerah Brunswick dan Coburg di sepanjang Sydney Road, di Melbourne utara.

Dalam pemantauan ABC di sebuah supermarket halal yang terbilang besar di Sydney Road, Madina, setidaknya penjualan sudah meningkat dua kali lipat pada bulan ramadan ini. Tampak ramai pengunjung memborong berkilo-kilo daging mentah untuk diolah menjadi jamuan buka puasa ataupun guna merayakan Idul Fitri.

Menurut pemilik toko daging ini, salah satu favorit pelanggan pada periode Idul Fitri ini adalah tika atau potongan daging domba yang kemudian sering dipanggang dan disajikan bersama sayur-sayuran.

Tidak hanya belanja makanan, rupanya budaya muslim di Australia juga memiliki kebiasaan serupa ketika menyambut Idul Fitri yaitu berbelanja baju baru. Biasanya, pada periode mendekati Idul Fitri, toko perhiasan emas di sepantaran jalan yang memang banyak penduduk Muslimnya ini, dipadati oleh pengunjung yang ingin membeli perhiasan dan baju baru.

Hal yang sedikit berbeda dari budaya Idul Fitri di Indonesia adalah cara setiap orang merayakan hari besar ini.

https://publisher.radioaustralia.net.au/sites/default/files/images/2014/07/25/ramadan%20opening%20hours.jpg

Selama Ramadan, jam buka supermarket khusus makanan Timur Tengah ini tutup lebih cepat. (Photo: Rama Adityadarma)

Ali seorang supir taxi yang berasal dari kawasan Kalara di India mengaku tidak mempunyai rencana spesial untuk lebaran. Menurutnya, dia mementingkan melakukan ibadah shalat di masjid dan mungkin setelahnya menghabiskan waktu bersama teman dan kemudian pulang.

“Karena keluarga saya masih di India, saya mungkin akan langsung pulang setelah shalat,” katanya kepada Rama Adityadarma, peserta magang pada ABC International.

“Mungkin saya akan berkunjung ke rumah teman dan berbincang, namun tidak ada rencana pesta,” tambah Ali lagi.

Menurutnya, Ali biasanya merayakan Idul Fitri dengan keluarga ketika dia masih berada di India. Pada hari raya ini, biasanya Ali dan keluarga merayakan dengan menyantap makanan tradisional puri (roti yang terbuat dari gandum) dan Biryani (nasi tradisional India).

Menurutnya, pada bulan suci ini, mereka lebih sering memakan makanan manis untuk berbuka puasa dan juga pada hari lebaran.

https://publisher.radioaustralia.net.au/sites/default/files/images/2014/07/25/ramadan%20close%20for%20iftar.jpg

Di restoran untuk memberikan kesempatan para staf berbuka puasa, mereka tidak melayani pembeli selama 40 menit. (Photo: Rama Adityadarma)

Berbeda dengan Ali, Ifdal merayakan bulan Ramadan ini tidak hanya bersama keluarga namun juga bersama teman temannya yang non-muslim.

Terlepas dari itu, Ifdal mengaku masih dapat menjalankan ibadah dengan lancar. Ifdal mengaku bahwa meskipun terkadang susah menjelaskan tentang kepercayaan Islam kepada teman temannya seperti konsep halal dan sebagainya, Ifdal mengaku mendapatkan pengertian dan pernghormatan yang cukup tinggi dari teman temannya.

“Orang orang mulai mengert, apa yang kami lakukan ini bukanlah sesuatu yang aneh, hanya berbeda.”

Ifdal yang semenjak lahir sudah berada di Australia ini mengaku tidak pernah mendapatkan kendala ketika menjalani ibadah maupun ketika menjalani bulan Ramadan di Australia. Menurutnya orang orang di sekitarnya sangatlah pengertian dan membantu ketika mereka harus beribadah seperti pada Idul Fitri ini.

Masyarakat Indonesia sendiri yang tinggal di Melbourne akan menyelenggarakan shalat Ied di beberapa tempat di seputar kota Melbourne. Salah satu yang sudah ditetapkan sebagai lokasi adalah di Brunswick Indoor Stadium, Brunswick.

https://publisher.radioaustralia.net.au/sites/default/files/images/2014/07/25/ramadan%201.jpg

Selama Ramadan, makanan seperti kurma lebih laris dibandingkan di bulan-bulan lainnya. (Photo: Rama Adityadarma)