Warga kota kecil demo minta polisi
Seratusan warga Kota Ungarie, negara bagian New South Wales, Australia, menggelar aksi demo, Rabu (25/9/2013) siang. Namun tuntutannya cukup unik: agar polisi mau kembali bertugas di kota mereka.
Kota itu hanya berpenduduk 340 jiwa, dan dilanda bencana banjir besar Maret 2012. Sejak itu, polisi yang pernah bertugas di sana tidak pernah lagi kembali.
260 warga kota telah membubuhkan tanda tangan dalam suatu petisi, meminta agar ada petugas polisi yang mau kembali bertugas di sana.
Kantor polisi di kota sebenarnya tidak ditutup secara resmi. Namun, orang iseng telah mencopoti papan nama dan logo kepolisian di kantor yang kini kosong itu.
Menanggapi tuntutan para demonstran, Mick Connor dari Asosiasi Kepolisian NSW mempertanyakan, bagaimana mungkin petugas polisi bisa menjaga keamanan kota itu jika kantor polisinya sendiri tidak bisa dilindungi.
Menurut Neil Pokoney, walikota Bland Shire, yang membawahi Kota Ungarie, jika pemerintah negara bagian tidak turun tangan, dewan kota Bland Shire sendiri yang akan mencari jalan untuk menemukan seorang polisi yang mau bertugas di Ungarie.
Jumlah polisi di kota-kota kecil di NSW menjadi isu karena kepolisian negara bagian tidak banyak berinvestasi menyediakan fasilitas perumahan bagi para polisi di daerah-daerah terpencil.
Karena itu, tuntutan warga Ungarie tidak dipastikan akan bisa dipenuhi dalam waktu dekat. Banyak kota kecil lainnya yang juga mengalami persoalan serupa, seperti Kota Barellan, Tullibageal, dan Kota Weethalle. Perumahan bagi petuga polisi di kota-kota tersebut sangat jauh dari kelayakan.