ABC

Warga Indonesia di Australia Berupaya Bantu Korban Gempa Palu dan Donggala

Warga Indonesia di Australia yang bergabung dengan sejumlah komunitas sedang berupaya memberikan bantuan kepada para korban gempa di Palu dan Donggala lewat penggalangan dana.

Komunitas warga Indonesia di Adelaide, misalnya, berencana untuk menggelar sebuah konser untuk Lombok dan Palu.

Acara yang akan digelar Nexus Arts Building pada hari Sabtu mendatang (6/10) akan menampilkan sejumlah band dan musisi Indonesia yang bermukim di Australia Selatan, serta tak ketinggalan pesat dangdut.

“Awalnya acara ini direncanakan untuk membantu pemulihan gempa di Lombok, tapi kami tambahkan juga untuk memberi bantuan gempa di Sulawesi,” ujar Ivonnne Callow, salah satu panitia acara.

“Semua hasil penjualan tiket dan makanan akan disumbangkan semuanya ke Lombok dan Palu,” tambahnya saat dihubungi ABC Indonesia.

Ivonne mengaku sebelumnya komunitas Indonesia di Adelaide juga pernah menggalang dana untuk korban gempa di Lombok.

Penggalangan dana juga dilakukan oleh Perhimpunan Warga Indonesia di Victoria, atau PERWIRA, yang dilakukan secara online lewat Facebook.

Sejak hari Sabtu (29/09) hingga Senin sore (1/10) dana yang telah dikumpul mencapai lebih dari AU$ 1.000, atau lebih dari Rp 10 juta.

“Kita akan menyalurkannya kepada Pusat Krisis Psikologi Universitas Indonesia karena mereka membuka Posko di Palu, salah satunya adalah untuk memberikan bantuan pemulihan trauma,” ujar Nika Suwarsih, Presiden PERWIRA.

Nika mengatakan ada beberapa warga Indonesia di negara bagian Victoria yang keluarganya terkena dampak gempa dan tsunami di Palu yang terjadi Jumat lalu (18/09).

“Kami telah mengetahui ada yang belum bisa kontak dengan adik kandungnya, ada pula yang keponakannya belum ditemukan hingga saat ini,” katanya.

Komunitas Muslim dari organisasi Nahdlatul Ulama Australia dan Selandia Baru juga membuka rekening untuk menggalang dana, yang kemudian akan disalurkan lewat salah satu badan amal milik NU.

Bantuan Australia sebaiknya lewat kerjasama masyarakat lokal Sulawesi

Sementara itu salah satu pakar Australia mengatakan ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan warga dan lembaga di Australia agar bisa memberikan bantuan sebaik-baiknya kepada para korban gempa di Palu dan Donggala

Peter McCawley yang pernah menjabat sebagai salah satu wakil direktur lembaga donor Australia ‘AusAID’ mengatakan seringkali donor memberikan bantuan dengan asumsi-asumsi, ketimbang bantuan yang benar-benar dibutuhkan di lapangan.

Dengan pengalamannya dalam menyalurkan bantuan, Peter juga berpendapat jika bantuan seringkali diberikan dengan syarat-syarat yang memberatkan pada pemberi bantuan.

“Mungkin terdengar aneh memberikan bantuan tunai di tengah-tengah bencana alam. Tetapi dari pengalaman di banyak negara menunjukkan bantuan uang tunai atau barang-barang yang tepat sepenuhnya tergantung pada situasi.”

Ia pun memperingatkan agar bantuan yang diberikan baik dari warga atau lembaga di Australia harus lewat kerjasama dengan masyarakat lokal di Sulawesi, tanpa dokumen-dokumen persyaratan yang berlebihan.