Warga Dihimbau Tidak Mudah Percaya Informasi Soal Gempa Lombok
Sejumlah gempa susulan kembali mengguncang Lombok, Minggu malam (19/08). Setidaknya dua orang dilaporkan tewas sementara puluhan orang lainnya berlarian keluar gedung dan perumahan akibat panik.
Gempa susulan tersebut terjadi dua minggu setelah gempa pertama yang berkekuatan hampir 7 SR mengguncang Lombok dan telah menewaskan 460 orang.
Untuk gempa susulan ini belum ada laporan soal dampak luas kerusakan atau korban jiwa dari gempa yang guncangannya sudah dimulai sejak pagi dan terus dirasaakan beberapa kali di malam hari.
“Saya berada di restoran ketika mulai bergetar. Listrik mati, mereka masih di luar dan tidak masuk ke dalam,” ujar Teddy Aditya dari Badan SAR Mataram di Lombok.
“Kami meminta warga agar tidak panik dan menghindar dari gedung-gedung dan pepohonan.”
“Kami juga menghimbau mereka agar tidak percaya hoax dan informasi yang salah.”
Lewat akun Twitternya, Kepala Pusat Data dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan 2 orang meninggal dalam gempa susulan berkekuatan 6,3 SR.
Kedua korban meninggal karena tertimpa reruntuhan rumah, satu berlokasi di Lombok dan yang lainnya di Kepulauan Sumbawa.
Sekitar 100 rumah dekat pusat gempa juga mengalami kerusakan yang parah, menurut BNPB.
Sementara Gunung Rinjani masih ditutup dan tidak ada turis yang bisa masuk, setelah ratusan pendaki terjebak saat gempa terjadi 29 Juli lalu, kata Sutopo.
Tapi gempa yang terjadi di siang hari menyebabkan longsor, warga di desa juga panik. Dari sebuah video milik Palang Merah Indonesia menunjukkan awan bersar mengepul di lereng.
Badan USGS merevisi getaran terbesar di malam hari yang sebelumnya disebutkan berkekuatan 7,2 dan memperkirakan kedalaman pada 20 kilometer dengan episentrum 4 kilometer di selatan Belanting, di sisi timur laut Lombok.
Badan meteorologi dan geofisika Indonesia mengatakan tidak ada risiko tsunami.
Di Bali, gempa dirasakan selama beberapa detik, dengan menggetarkan jendela dan perabotan beberapa saat.
Diamba, seorang turis asal Perancis yang tinggal di resor Amed, pantai timur Bali, menceritakan semua orang di hotelnya berlarian keluar kamar setelah gempa.
Sejak 29 Juli, Lombok telah diguncang oleh serangkaian gempa, termasuk gempa berkekuatan 6,9 pada 5 Agustuss.
Kerusakan di Lombok telah mencapai lebih dari 5 triliun rupiah sejak gempa 5 Agustus lalu dan pihak berwenang mengatakan jumlah korban tewas telah mencapai lebih dari 430.
Lebih dari 350.000 orang meninggalkan rumah mereka untuk tinggal di tenda-tenda yang disediakan pemerintah atau di lapangan terbuka.
Pihak berwenang mengatakan bantuan datang terlambat ke beberapa daerah yang paling parah karena berada di kawasan terpencil.
Play
Press play then disable your screen reader. Use space bar to pause or play, and up and down arrows to control volume. Use left arrow to rewind and right arrow to fast forward.
Artikel ini disadur dari laporan aslinya dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca disini.