ABC

Warga Difabel Diberi Kesempatan Nikmati Klab Malam

Bagi Sarah Wardle, 24 tahun, berdandan, menata rambut, dan pergi ke pusat kota di malam hari, bukanlah hal mudah yang biasa ia lakukan.

Anak bungsu dari 7 bersaudara ini biasanya pergi ke sebuah klub malam sebulan sekali dengan kakak perempuannya. Tapi sudah lama ia tidak pergi sejak kakak-kakaknya tidak lagi serumah.

Bagi banyak warga difabel, bisa pergi keluar di malam hari tanpa bantuan orang lain bisa jadi hal yang sulit. Bahkan mereka menemukan hambatan, jika memiliki keterbatasan fisik atau harus duduk di kursi roda.

Tapi, lewat sebuah acara yang dianggap pertama kalinya di Australia Barat, Sarah punya kesempatan untuk berkumpul, berdansa, bergoyang bersama tanpa ada tekanan. Acara ini digelar di Newport Hotel di kawasan Fremantle.

Dua perempuan berfoto bersama sambil tersenyum lebar.
Kelly Buckle, event organiser, ingin berikan kesempatan sama bagi Sarah Wardle, untuk menikmati dansa di malam hari.

ABC News: Briana Shepherd

Kelly Buckle, pendiri yayasan yang membuat lagu, tarian dan drama untuk warga difabel, menyelenggarakan acara tersebut. Ia sudah tahu jika acara ini akan populer.

“Hal yang biasanya kita anggap biasa saja.”

Sarah sudah mengajar warga difabel selama lebih dari 15 tahun.

Tahun lalu, Dance Ability Performing Arts Kelete (DAPAK) membuka sebuah tempat khusus di Cockburn, Perth Selatan. Tempat ini didatangi lebih dari 250 warga difabel, lengkap dengan keluarga dan perawat mereka, setiap minggunya.

“Saya tahu ini akan populer dan saya tahu ini adalah sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat Perth,” katanya.

“Yang saya tahu hanyalah ini akan membuat banyak orang senang.”

Seorang perempuan menata rambut perempuan lainnya.
Sarah Wardle sudah khusus menata rambutnya sebelum pergi ke klab malam.

ABC News: Briana Shepherd

Sarah punya teman dari sekolah dasar, yang juga penata rambut profesional, untuk menata rambutnya di suatu malam.

Ia lalu memilih gaun favoritnya, kemudian memilih memakai sepatu bot sehingga kakinya tidak kedinginan atau lelah dari berdansa semalaman.

Seperti apa suasana klab malam yang dipenuhi warga difabel, tonton videonya di sini.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

YOUTUBE: Klab Malam Warga Difabel

“Sangat suka rambut saya, dan yang saya kenakan adalah gaun merah dan sepatu bot.”

Seorang perempuan menyiapkan baju untuk berpesta.
Sarah menyiapkan baju yang hendak dipakai untuk berpesta.

ABC News: Briana Shepherd

Sarah bekerja tiga hari seminggu di Fiona Stanley Hospital sebagai pembersih. Ia naik bis, kemudian kereta, disambung bis lagi untuk mencapai tempat kerjanya.

Tapi lebih dari segalanya, dia senang berdansa.

“Saya banyak bergoyang,” katanya. “Saya suka hip hop.”

Baca juga

Pasangan menikmati pesta dengan berdansa semalaman.
Kesuksesan acara membuat acara yang sama akan kembali digelar.

ABC News: Briana Shepherd

Malam itu tiket habis terjual. Rencananya akan ada juga acara serupa bagi warga difabel dalam waktu dekat.

“Musik adalah terapi terbaik di dunia, untuk siapa saja dan untuk apa pun,” kata Kelly.

“Sungguh menakjubkan melihat orang-orang luar biasa ini menikmati sesuatu yang mereka pantas dapatkan.”

Dua pria dan seorang perempuan berdansa bersama.
Ratusan orang turun ke lantai dasa di Newport Hotel, kota Perth.

ABC News: Briana Shepherd

Diterbitkan 13/09/2017 pukul 01:00 PM. Simak laporannya dalam bahasa Inggris di sini.