Warga di Pinggiran Kota Lebih Cepat Naik Berat Badan Ketimbang Warga di Perkotaan
Kota-kota besar Australia yang terus berkembang tidak seperti sebelum-sebelumnya kini dikaitkan dengan bertambahnya berat badan warga dan penyakit kronis, memicu desakan untuk dilakukan pendekatan yang lebih terintegrasi dalam merancang lingkungan yang sehat.
Para peneliti dari Institut Kesehatan dan Usia Lanjut dari Australian Catholic University mengevaluasi bagaimana lingkungan dapat membuat warga yang tinggal disekitarnya lebih sehat dengan memfokuskan diri pada kegiatan sehari-hari seperti berangkat menuju tempat kerja dan pergi berbelanja.
Mereka menemukan orang-orang yang tinggal di wilayah-wilayah di luar kawasan pemukiman meningkat berat badannya lebih cepat dibandingkan mereka yang tinggal di lingkungan di kawasan di dalam kota.
Ini menunjukan kondisi ini dapat dihubungkan dengan ketergantungan pada kendaraan.
Para pakar saat ini mendesak Australia untuk mempertimbangkan ulang rencana pembangunan perkotaan mereka untuk membangun kota-kota yang lebih sehat dan lebih aktif, dengan fokus pada transportasi publik dan tingkat kepadatan hunian yang lebih tinggi.
“Kami melacak lebih dari 2.000 orang dewasa yang tinggal di daerah perkotaan dan pinggiran kota Adelaide dan mengukur lingkar pinggang mereka dua kali selama empat tahun,” kata peneliti utama Takemi Sugiyama.
“Apa yang kami temukan adalah bahwa kenaikan berat badan tidak merata.”
“Sebaliknya, orang yang tinggal di daerah perkota tampak lebih aktif, mungkin karena mereka memiliki lebih banyak pilihan transportasi dan toko-toko yang lebih dekat.”
Mempromosikan ‘gaya hidup lebih aktif’
Professor Sugiyama mengatakan pemerintah, para perencana tata kota dan sektor kesehatan perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan sekitar tempat tinggal yang lebih sehat.
“Ini tentang menciptakan kawasan hunian dan komersial yang kompak seputar hub transportasi untuk memungkinkan gaya hidup yang lebih aktif untuk warga yang tinggal di kawasan itu,” katanya.
“Kita harus mulai berpikir tentang bentang kota dan dampak negatif bagi kesehatan karena dapat memiliki implikasi serius pada dekade berikutnya.
“Obesitas akan meningkat jika orang tinggal di pinggiran kota, dan obesitas merupakan faktor resiko utama dari sejumlah kondisi kronis seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker.
Transportasi publik yang lebih baik
Menciptakan sistem transportasi yang bisa diandalkan, cepat dan terintegrasi dengan baik merupakan salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan pada mobil, kata peneliti.
Kota-kota di Jepang dan Eropa secara aktif mendorong penggunaan transportasi publik dan menciptakan wilayah pinggiran kota serta pilihan transportasi untuk mendukung kehidupan yang aktif.
“Tokyo merupakah contoh yang baik mengenai jaringan transportasi yang sangat bagus, orang-orang tidak memerlukan mobil untuk mendatangi tempat-tempat di kotanya.
Dan kebanyakan kota-kota di Eropa juga tidak lagi mendukung penggunaan kereta melalui pembebanan biaya kemacetan,” kata Professor Sugiyama.
“Sudah jelas anda membutuhkan tingkat kerapatan populasi yang masuk akal, tapi Australia perlu mulai berpikir tentang bentang perkotaan dan dampak negatifnya bagi kesehatan warga.” kata Profesor Sugiyama.
Diterjemahkan pada pukul 10:00 WIB, 9/3/2017 oleh iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.