ABC

Warga Brisbane Buka Rumah bagi Pelajar Internasional

Universitas Queensland, Australia, menjalankan program untuk mengundang pelajar internasional menghabiskan waktu di rumah penduduk setempat, karena para pelajar internasional selama ini dianggap kurang menenggelamkan diri dalam kehidupan khas Australia.

Tiap tahun, kota Brisbane di Queensland menerima sekitar 80.000 pelajar internasional. Namun, sebagian dari mereka tak pernah memasuki rumah yang dianggap 'khas Australia'.

Melihat ini, University of Queensland meluncurkan program Family Mates pada tahun 2011. Dalam program ini, keluarga-keluarga yang tinggal di Brisbane membuka pintu rumah mereka bagi para pelajar internasional untuk jamuan atau sekadar menghabiskan waktu.

Sebanyak 150 pelajar telah mendaftar untuk program ini. Namun, menurut University of Queensland (UQ), kurang banyak keluarga yang bisa memperkenalkan para pelajar tersebut pada hal-hal yang dianggap khas Australia, seperti kegiatan barbeque, bermain cricket di halaman belakang, atau sekadar merasakan kehidupan keluarga Australia.

Salah satu yang membuka pintu rumahnya pada pelajar internasional adalah Rodney Weatherhead.

Weatherhead bercerita bahwa ada dua kursi kosong di mobilnya, jadi Ia mendaftar untuk program Family Mates dan telah beberapa kali mengundang dua pelajar untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya.

"Kita pernah mengundang seorang pelajar laki-laki dari Bangladesh dan pelajar perempuan dari Hongkong," ceritanya, "Kita undang mereka makan malam dan Istri saya menunjukkan cara memanggang kue khas Australia."

Penjodohan pelajar dan keluarga setempat dilakukan berdasarkan ketertarikan yang serupa, ketersediaan, dan lokasi, jelas UQ. Begitu mereka terhubungkan, keputusan mengenai sering-tidaknya bertemu diserahkan pada keluarga dan pelajar tersebut.

Menurut petugas bagian hubungan pelayanan pelajar, Andrea Harborne, program Family Mates merupakan bagian penting dari pertukaran budaya yang diharapkan banyak pelajar.

"Pertemanan dengan keluarga setempat bisa memberikan pengalaman berharga tentang Brisbane dan budaya kita, yang akan memperkaya pengalaman mereka terkait universitas dan masa tinggal mereka di Australia," ucapnya.

Rodney mengaku tertarik bergabung karena ingin mengenal mereka yang tidak terhubung dengan masyarakat setempat.

"Saya terkejut saat ada yang menandatangani buku tamu kami setelah makan bersama pertama kali, dengan komentar 'Ini pertama kalinya saya masuk ke rumah orang Australia setelah satu setengah tahun tinggal di Australia," ucapnya.