ABC

Warga Australia Muncul dalam Video Perekrutan ISIS

Dua pria yang mengaku warga negara Australia muncul dalam video perekrutan yang dirilis oleh kelompok gerilyawan yang melancarkan perang di Irak dan Suriah. Isi video itu antara lain mengajak orang-orang untuk bergabung dan berjuang bersama kelompok mereka.

Kelompok Ekstrimis Sunni dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang mengkampanyekan diri ingin menciptakan kekhalifahan ekstrimis di Timur Tengah – selama dua pekan terakhir telah melancarkan serangan di seluruh Irak dan saat ini mengancam ibukota Baghdad.

Video berdurasi 13 menit itu diunggah di internet oleh kelompok ekstrimis ISIS Kamis (19/6) kemarin, berjudul Tidak Ada Kehidupan Tanpa Berjihad. Video itu berisi ajakan bagi orang-orang untuk menjawab panggilan Allah untuk berjihad.

Diduga video itu direkam beberapa pekan lalu di Suriah. Video itu sendiri memunculkan warga negara Australia bernama Abu Yahya ash Shami – yang diketahui berasal dari Sydney.

Berdasarkan keterangan yang didapatkan ABC, keluarga lelaki itu bernama Raad.

Sejumlah anggota keluarga Raad pernah divonis bersalah karena membantu mendanai organisasi teroris pada tahun 2008.

Informasi didalam video itu menyebutkan kalau Raad tewas tidak lama setelah pengambilan gambar tersebut.

"Di Australia, Amerika, alasan untuk datang kemari dan berjihad sangat banyak,” kata lelaki di video tersebut.

Sementara laki-laki kedua di video yang sudah dihapus itu diidentifikasi menggunakan nama jihad Abu Nour al-Iraqi, yang kemungkinan mendaftarkan diri untuk pergi berperang ke Iraq. Dari dialek dalam rekaman itu diduga pria itu masih keturunan Timur Tengah.

"Mereka mencoba untuk menargetkan kaum muda di Barat dengan pesan yang sangat sederhana, pesan yang sangat menggugah," kata Dr Rodger Shanahan, pengajar tamu di Institut Kebijakan Internasional Lowy.

Kemarin Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengatakan pemerintah meyakini ada sekitar 150 warga Australia  yang telah atau sedang berada di luar negeri ikut berjuang dengan ekstrimis di Irak dan Suriah.

Bishop mengatakan banyaknya jumlah warga Australia yang ikut bergabung dalam kelompok ekstrimis telah memaksanya membatalkan penerbitan sejumlah paspor atas saran dari pihak intelejen.

"Di Suriah tampaknya selama periode waktu tertentu mereka telah pindah dari mendukung kelompok oposisi yang lebih moderat menjadi pendukung kelompok ekstrim, dan itu termasuk ini kelompok ekstremis brutal ISIS," kata Bishop.
 
"Kami prihatin mendapati ada warga Australia yang bekerja dengan ISIS, sebuah kelompok yang radikal, belajar perdagangan teroris dan dikhawatirkan jika mereka kembali ke Australia nanti tentu saja akan menimbulkan ancaman."

Menteri Imigrasi Scott Morrison mengatakan Pemerintah tengah mempertimbangkan untuk membatalkan visa atau mencabut kewarganegaraan bagi warga negara ganda yang kedapatan telah berjuang bersama kelompok ekstrimis.