ABC

Warga Australia Ikut Bantu Pulihkan Mosul

Melany Markham, perempuan kelahiran Australia dari lembaga Norwegian Refugee Council (NRC) baru saja mengunjungi kota Mosul, Irak. Kota ini telah beberapa tahun dalam keadaan perang dan baru dibebaskan awal bulan Juli 2017 lalu.

“Saya mendengar banyak cerita mengerikan, ada satu pria dengan enam anak perempuan yang mengatakan berhasil melarikan diri sehari sebelum rumah mereka rata dengan tanah akibat ledakan bom, selama konflik dengan kelompok Islamic State,” kata Melany.

“Ia mengurai air mata, karena harus menyokong enam anak dan sangat khawatir soal masa depan.”

Melany Markham telah terlibat dalam bantuan kemanusiaan di kota Mosul, Irak.
Melany Markham telah terlibat dalam bantuan kemanusiaan di kota Mosul, Irak.

Facebook: Melany Markham

NRC, bersama banyak agen bantuan lainnya termasuk yang berasal dari Irak, sekarang berusaha membantu warga sipil untuk kembali ke kota yang kini dalam keadaan porak poranda.

“Saya berada di sana bersama organisasi saya untuk membagi-bagikan uang tunai kepada mereka yang telah kehilangan segalanya,” kata Melany.

“Kami telah mencoba merekonstruksi pipa air selama tiga bulan terakhir, namun masalah keamanan masih terus jadi kendala.”

“Sejak Februari, NRC telah mendistribusikan bahan-bahan bangunan kepada warga untuk membantu membangun kembali rumah mereka.”

Bantuan Australia di kawasan perang senilai $110 juta, lebih dari Rp 1,1 triliun

PBB memperkirakan akan menelan biaya AS$1 miliar ($ 1,25 miliar) untuk memulihkan infrastruktur di Mosul. Nilai ini mencapai lebih dari Rp 12,5 triliun.

Awal tahun 2017, pemerintah Australia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan akan mengalokasikan dana khusus untuk Mosul.

“Sebagai pengakuan atas situasi yang sedang berlangsung di Irak, pada tanggal 25 April 2017, Perdana Menteri mengumumkan Australia akan memberikan kontribusi tambahan $110 juta melalui organisasi internasional, untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan serta meningkatkan dukungan stabilisasi di Irak,” demikian pernyataan Departemen Luar Negeri Australia.

“Jumlah uang ini sebagai bantuan kemanusiaan dari Australia untuk Irak, yang telah mencapai lebih dari $180 juta, sekitar Rp 1,8 triliun, sejak tahun 2014. Stabilitas jangka panjang pasca perang Irak tergantung pada rekonsiliasi.

“Dana baru tersebut mencakup $10 juta, sekitar Rp 100 miliar, untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang mendesak dari operasi Mosul.

Warga sipil dengan barang bawaan mereka melewati reruntuhan di kota Mosul.
Warga sipil dengan barang bawaan mereka melewati reruntuhan di kota Mosul.

Reuters: Thaier Al-Sudani

Komunitas internasional harus berkomitmen untuk pemulihan

Melany mengatakan pembangunan kembali di Mosul harus mencakup semua agama, terutama setelah kekerasan sektarian selama konflik.

“Konflik telah menciptakan banyak perpecahan, telah membuat Muslim menentang umat Kristen, Muslim melawan Muslim,” katanya.

“Hal terbaik yang bisa kita lakukan sekarang adalah memastikan proses pembangunan kembali bersifat inklusif, sehingga setiap orang diperlakukan dengan adil, semua orang termasuk dalam proses tersebut, dan ini benar-benar harapan terbaik untuk menghentikan konflik dan memastikan perdamaian serta keamanan jangka panjang di Irak.”

“Kita harus berada disini sementara waktu, dan melanjutkan dukungan tanpa syarat kepada semua kelompok di Irak yang terkena dampak konflik ini. Kami mendapat banyak dukungan di sini, dari semua tingkat pemerintahan.”

“Terorisme berakar pada ketidakpuasan sehingga benar-benar merupakan tugas kita semua, masyarakat internasional dan rakyat Irak, untuk membantu memperlakukan semua orang dengan adil dan adil, dan berkomitmen dengan yang dimiliki untuk pemulihan.”

Diterbitkan pada 1/08/2017 pukul 10:40 AEST. Simak beritanya dalam bahasa Inggris, disini.