ABC

Warga Australia Diminta Jauhi Aksi Demo 4 November di Jakarta

Warga Australia diperingatkan untuk menjauhi aksi demonstrasi 4 November 2016 di Jakarta di tengah laporan mengenai kemungkinan kalangan ekstrimis menggunakan aksi itu untuk melakukan kekerasan.

Dapartemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) menyatakan aksi demo di ibukota RI ini harus dihindari dan warga Australia harus mempertimbangkan perlu tidaknya bepergian di kota itu.

“Kami sarankan (warga Australia) untuk sangat berhati-hati di Indonesia, termasuk di Bali,” demikian pernyataan DFAT.

Peringatan perjalanan juga mengingatkan aksi demo serupa bisa terjadi di kota-kota lainnya di Indonesia.

Pengamanan telah ditingkatkan di Jakarta, kota yang berpenduduk sekitar 10 juta. Pihak kepolisian menerjunkan kendaraan lapis baja dan pasukan bersenjata menyusul rencana yang memicu ketegangan agama dan etnis di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

Kepolisian Jakarta menyatakan pihaknya akan mengamankan 26 lokasi di kota itu dengan 18 ribu personil polisi dan militer aka diterjunkan ke lapangan.

Para pendemo meminta Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dipenjara terkait pernyataannya mengenai salah satu ayat Alquran.

Kelompok Muslim menilai Ahok melakukan penistaan agama setelah menuding lawannya menipu calon pemilih agar tidak memilih Ahok dengan menggunakan ayat Alquran tersebut.

Polisi sedang menyediki kasus Ahok ini, dimana yang bersangkutan telah menyatakan permintaan maafnya.

Presiden RI Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla menyerukan perlunya menjaga kedamaian di tengah meningkatnya ketegangan terkait rencana aksi demo menentang Ahok, gubernur yang berlatar belakang keturunan China.

“Semuanya dan setiap orang harus bekerja seperti biasa, sekolah harus berjalan seperti biasa,” kata Presiden Jokowi dalam pernyataan bersama Wapres JK.

Wapres JK menambahkan, “Pemerintah akan mendengarkan semua pendapat … Tapi saya percaya demonya pada hari Jumat, hari untuk beribadah, demonstran akan menghormati hal itu. Itu harapan kita”.

Armed anti-riot police stand during security preparations
Polisi anti huru-hara berjaga-jaga menjelang aksi demonstrasi kelompok Muslim di Jakarta, Jumat (4/11/2016).

Reuters: Iqro Rinaldi

Namun sejumlah perkantoran meminta karyawannya untuk tinggal di rumah pada hari Jumat, dengan pertimbangan adanya kekhawatiran terjadinya kekerasan selama aksi demo.

Polisi menyatakan puluhan akun medsos diketahui “menampilkan pernyataan dan gambar provokatif” dan mendorong masyarakat melakukan aksi kekerasan atas nama Islam, termasuk pernyataan untuk membunuh Ahok.

“Kami melihat pernyataan memecah belah ras dan etnis tersebar online dan ada indikasi kebanyakan anti China,” kata juru bicara Kepolisian Jakarta Awi Setiyono.

Menurut data sensus 2010 orang yang menyatakan diri sebagai etnis China hanya mencakup 1 persen lebih dari total 250 juta penduduk Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam.

Biasanya WNI keturunan China tidak masuk politik, namun Ahok merupakan kawan dekat Jokowi sejak beberapa tahun.

Dia merupakan wakil gubernur Jakarta saat Jokowi menjabat gubernur, dan menggantikannya di tahun 2014 saat Jokowi mundur untuk jadi calon presiden.

Reuters/ABC

Diterbitkan Pukul 13:30 AEST 4 November 2016 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.