ABC

Warga Australia Dijebak Kasus Narkoba di Filipina, Bebas Karena CCTV

Seorang warga Australia yang dijebak dan kemudian ditangkap polisi di Filipina karena dianggap menjual narkoba, dibebaskan setelah adanya bukti rekaman CCTV bahwa dia ditangkap di tempat yang salah.

Rekaman CCTV yang diperoleh program 7.30 ABC menunjukkan saat warga Australia tersebut, Damian Berg ditahan polisi di Filipina dengan tuduhan menjual narkoba.

Berg masih belum sepenuhnya mengetahui mengapa polisi menjadikannya sasaran, namun dia menduga bahwa semua ini dilakukan oleh bekas pacar dari istrinya sekarang.

Tanggal 21 Juni lalu, Berg sedang bekerja di kamar di lantai tiga di Hotel Red Planet di Manila.

Jam 11 malam, sekelompok pria bersenjata mendatangi kamarnya dan mengetuk pintu. Ketika Berg membuka pintu, mereka langsung masuk.

Foto penahanan Damian Berg di kantor polisi
Foto penahanan Damian Berg di kantor polisi.

Supplied: PR Image

“Lima enam orang masuk, mereka membawa senjata api yang terkokang.” katanya .

“Saya diperintahkan untuk tidak mengatakan apapun.”

“Tentu saja, karena mereka memiliki senjata, saya tidak punya pilihan.”
“Saya semula menduga ini adalah perampokan.”

Tangan Berg diikat dan dia dibawa keluar lewat lift. Ketika itu Berg masih belum mengerti apa yang terjadi.

“Saya kemudian bertanya ‘siapa anda sekalian’ dan mereka mengukuhkan bahwa mereka adalah polisi.” katanya.

"Saya ketakutan, karena saya mengira mereka akan menembak mati saya."

Pria bersenjata ini kemudian membawa Berg ke jalan di belakang hotel dan mengatakan dia dan seorang pria lain ditahan karena berusaha menjual narkoba kepada seorang polisi yang menyamar.

Pil ekstasi dan uang

Situasi ini menurutnya menjadi semakin aneh ketika tiba-tiba muncul kamera televisi dari media.

Lima puluh butir pil ekstasi dan uang tunai yang disebut milik Damian ditunjukkan dengan kamera televisi menyorot dua orang pria tersebut.

Narkoba yang disebut polisi ditemukan ketika mereka menangkap Damian Berg dan seorang pria lainya
Narkoba yang disebut polisi ditemukan ketika mereka menangkap Damian Berg dan seorang pria lainya.

AAP: Philippine National Police

“Hal yang aneh adalah saya tidak mengerti cerita yang mereka utarakan, karena sebelumnya mereka masuk ke kamar dan memaksa saya keluar tanpa alasan jelas.” kata Berg.

“Kami dibawa dengan taksi putih, dan di belakang taksi itu ada dua kantong narkoba, dan polisi mengatakan ‘ini adalah narkoba yang kami sita dari anda.”

“Saya betul-betul merasakan ini adalah jebakan.”

Mengira tak akan bebas

Damian Berg sebelumnya bekerja untuk sebuah perusahaan di Manila.

Partnernya Marvie Lucresio Torreon, sedang hamil, dia suka dengan pekerjaannya dan dia merasa masa depannya cerah.

Damian Berg dan istrinya Marvie
Damian Berg dan istrinya Marvie.

Supplied: Damian Berg

“Hidup di Manila menyenangkan.” katanya.

“Selalu ada hal yang bisa dilakukan, hiburan ada, pertunjukkan band ada, ada pasar tidak jauh dari rumah kami, dimana kami sering keluar makan malam.”

“Perusahaan tempat saya bekerja kantornya di Filipina, dan mereka memiliki rencana besar setelah proyek yang ada saat ini, sehingga kami tidak berencana untuk pindah.”

"Saya dan Marvie berencana memiliki anak, dan kami mengira waktunya untuk menetap di sini."

Namun dalam waktu bersamaan, keadaan di Filipina semakin memburuk.

Di saat Berg ditahan, presiden baru Filipina Rodrigo Duterte baru saja melancarkan kampanye untuk menghabisi para bandar narkoba.

“Bila hendak melakukan penahanan, anda harus bisa mengatasi perlawanan para kriminal ini. Bila mereka melawan mati-matian, anda bisa membunuh mereka. Dan saya akan memberikan medali penghargaan.” kata Duterte di televisi tanggal 4 Juni sebelum dia dilantik menjadi presiden.

Beberapa minggu setelah penahanan Berg, laporan bermunculan mengenai pembunuhan di luar hukum terhadap para bandara narkoba oleh polisi dan kelompok-kelompok yang tidak jelas.

Berg menunggu dengan penuh kekhawatiran di saat sidang pengadilan terhadap dirinya dilangsungkan. Bila dinyatakan bersalah, dia bisa dihukum seumur hidup.

“Selama persidangan, saya melihat bagaimana kebijakan presiden mengenai narkoba disebut-sebut, dan saya tentu saja khawatir, karena banyak orang yang dibunuh.” kata Berg lagi.

“Inilah adalah saat yang paling mengerikan untuk mendapat dakwaan seperti ini.”

“Tentu saja, saya ketika itu berpikiran, saya tidak akan dibebaskan, walau saya merasa tidak bersalah.”

Rekaman CCTV

Namun ada satu hal yang bisa membantu menyelamatkan Damian Berg, rekaman CCTV yang menunjukkan Berg ditangkap di kamar hotelnya, dan bukan di jalan seperti yang disebut oleh polisi.

“Saya mengatakan kepada Marvie di hari pertama saya ditahan bahwa dia harus mencari rekaman CCTV karena ini semua bohong. Hanya satu hal tersebut yang bisa membuktikan bahwa saya tidak bersalah.” katanya.

Ketika menunggu di penjara, Berg yakin bahwa polisi telah menghancurkan barang bukti tersebut.

Marvie Torreon kemudian menghubungi petugas keamanan hotel dan meminta dia tidak menghapus rekaman CCTV di malam suaminya ditahan.

Rekaman itu kemudian didapat dari hotel dan dibawa ke sidang pengadilan.

Pengadilan memutuskan bahwa rekaman CCTV itu ‘ tidak mendukung pernyataan jaksa penuntut dan menghancurkan integritas kesaksian polisi.” Damian Berg dibebaskan 15 September lalu.

Berg dan istrinya sekarang sudah kembali ke Australia guna menikmati kebebasan yang sebelumnya ditakutinya tidak pernah akan dirasakannya lagi.

“Saya merasa beruntung.” katanya.

Diterjemahkan pukul; 15:16 AEST 13/10/2016 oleh Sastra Wijaya. Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini