ABC

Warga Aborijin Gay dan Lesbian Masih Dikucilkan oleh Komunitasnya

Di saat Parade ‘Mardi Gras’ Gay dan Lesbian di Sydney masuk tahap persiapan menyambut hari-H 7 Maret, para peserta dari kalangan Aborijin turut merayakan, meski komunitas mereka sendiri sering menjauhi karena orientasi seksual yang berbeda.

Stigma menjadi warga Aborijin gay atau lesbian sangat berkesan mendalam bagi banyak orang dan ini bisa menyebabkan penganiayaan dan bahkan dalam kasus yang ekstrim, bunuh diri.

Rosalina Curtis (kanan) dan saudara kembarnya ‘Brie’, adalah warga Aborjin transgender yang merasa terisolasi dari komunitas mereka. (Foto: Facebook)

Rosalina Curtis paham akan rasa sakit karena tumbuh dengan orientasi yang berbeda. Ia adalah ‘sistergirl’, warga Aborijin yang transgender, dan dibesarkan di komunitas Aborigin terpencil di Wilayah Utara Australia.

"Saya tahu bahwa saya berbeda dari orang lain pada usia yang sangat muda, saya tahu bahwa dalam diri saya adalah seorang gadis tapi saya terlahir berbeda, saya berpikir seperti seorang gadis," ceritanya.

"Saya menyembunyikannya dari keluarga dan teman-teman, tapi ketika saya akhirnya terbuka, itu kepada ibuku," tambahnya.

Sementara Rosalina akhirnya mendapat dukungan dari ibunya, mayoritas ‘sistergirl’ tak mengalami penerimaan yang sama dari keluarga dan masyarakat.

Tingkat bunuh diri di antara kalangan warga Aborijin gay dan lesbian tinggi

"Benar-benar sedih melihat ‘sistergirl’ dan ‘brotherboy’ muda bunuh diri karena mereka tidak diterima oleh keluarga dan teman-teman mereka, itu adalah sesuatu yang benar-benar perlu diperbaiki," kata Rosalina.

Ia mengungkapkan, "Menjadi transgender kadang-kadang dianggap tabu dan banyak ‘sistergirl’ yang tumbuh di masyarakat tradisional seringkali dijauhi dan menjauh.”

Mish Sparks dari organisasi kesehatan ‘ACON Health, yang mengkhususkan diri pada HIV dan lesbian, gay, biseksual, transgender, serta kesehatan antarseks, mengatakan, bukti menunjukkan adanya tingkat penyalahgunaan obat dan alkohol yang mengkhawatirkan, perilaku seksual berisiko dan tingginya tingkat penyakit seksual menular, HIV serta bunuh diri di antara warga Aborijin gay dan lesbian.

"Statistik yang mengejutkan adalah bahwa orang-orang Aborijin memiliki tingkat bunuh diri setidaknya dua setengah kali lipat dibanding jumlah bunuh diri warga Australia lainnya," kata Mish.