ABC

Warga Aborigin Rentan Virus Flu H7N9

Penduduk Aborigin di Australia dan Alaska kemungkinan sangat rentan terhadap virus flu burung jenis baru, H7N9, yang ditemukan di China Februari tahun lalu.

Demikian terungkap dalam laporan para peneliti dari Melbourne University yang dipublikasikan dalam Jurnal PNAS, pekan ini.

Virus H7N9 diketahui menjangkiti 137 orang di China dan menyebabkan kematian 45 orang di antaranya.

Petugas kesehatan menyatakan virus berasal dari ayam lokal dan dikhawatirkan akan menyebar kembali selama musim dingin di belahan Bumi utara.

Karena virus ini merupakan jenis baru, zat antibodi sangat kurang dalam tubuh manusia untuk mencegah penyebarannya.

Menurut peneliti di Melbourne University, perbedaan genetika dalam protein yang dibutuhkan dalam kekebalan tubuh, berarti kemampuan orang menahan virus baru itu juga berbeda-beda.

"Kita tahu kekebalan tubuh manusia bisa secara umum mencegah berbagai jenis flu," kata Prof Katherine Kedzierska, yang memimpin penelitian ini. "Jadi kalau sebelumnya kita pernah terserang flu, mungkin saja kita bisa kebal juga terhadap virus H7N9 ini."

Para peneliti, katanya, kini mencari sel-T yaitu sel darah putih dan sistem kekebalan tubuh. Penelitian ini menunjukkan 16 hingga 57 persen populasi sudah memiliki sel-T sejak lahir, sehingga bisa memberi perlindungan tertentu bagi virus H7N9.

Namun Prof Kedzierska menambahkan, "Namun sel-T ini tidak akan berfungsi karena faktor genetika khususnya bagi penduduk Aborigin di Alaska dan Australia".

Ia berhapa, vaksin sel-T segera bisa dikembangkan dan dimasukkan dalam program vaksinasi tahunan.