ABC

Warga Aborigin Gunakan Bintang dan Lirik Lagu Guna Tunjukkan Jalan

Kisah sejarah menunjukkan bahwa beberapa kelompok bahasa aborigin selama ini telah menggunakan konstalasi bintang dan beberapa bintang tertentu untuk membantu mereka mengingat arah jalan.

Riset yang dilaporkan pada Journal of Astronomical History and Heritage, menjelaskan bagaimana dua kelompok bahasa yang berbeda dari utara New South Wales dan Selatan Queensland ini telah selama ini menggunakan langit pada malam hari.

Professor Ray Norris dari CSIRO Astronomy and Space Sciene dan Bob Fuller beserta kolega dari Macquire University telah mengumpulkan cerita dari suku Euahlayi dan Kamlaroi termasuk cerita dari tetua Kamilaroi Michael Anderson.

“Beberapa waktu yang lalu, saya dihubungi oleh seorang anggota Kamilaroi yang rupanya sudah beberapa kali membaca hasil kerja kami dan ingin menceritakan mengenai cerita tradisional mereka.”

“Kami bekerja bersama untuk membangun lagi bahasa mereka dan pada waktu bersamaan  kami mengumpulkan aspek yang berhubungan dengan astronomi.”

“Dalam proses tersebut, kami menemukan bahwa terdapat pengetahuan yang luar biasa mengenai bagaimana mereka menemukan arah.”

Kedua Kelompok ini ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang tentang bagaimana menggunakan posisi banda benda langit seperti galaksi bimasakti  untuk memprediksi kesiapan sumber daya seperti telur Emu.

Sedangkan beberapa suku Aborigin lainnya menggunakan bintang sebagai kompas untuk bepergian pada malam hari. Sebelumnya, terdapat asumsi bahwa suku Euahlayi dan Kamilaroi jarang berpergian pada malam hari dan tidak menggunakan langit malam sebagai penunjuk arah.

Namun, cerita dari para penduduk Kamilaroi dan Euahlayi telah member petunjuk pertama tentang bagaimana bintang dapat mengajarkan rute perjalanan melalui lirik lagu.

“Kita telah cukup lama tahu bahwa warga Aborigin mempunyai lirik lagu yang mengajarkan tentang bagian bagian dari alam.”

“Kita juga sudah menemukan bahwa beberapa kelompok aborigin telah menggunakan bintang sebagai kompas.”

“Namun, Ketika mereka menjelaskan tentang perjalanan yang bisa mereka lihat di langit malam, kami kurang bisa mengerti bagaimana peta perjalanan yang mereka lihat dapat diubah menjadi lagu yang kemudian menunjukkan arah perjalanan di daratan.”

“Untuk pertama kalinya, kami akhirnya mendapat penjelasan rinci tentang bagaimana mereka melakukan ini.”

Ketimbang menggunakan bintang sebagai penunjuk arah, para tetua Euahlayi dan Kamilaroi menggunakan bintang sebagai pengingat lirik lagu, seringkali mereka mempersiapkannya beberapa bulan sebelum perjalanan.

“Seringkali, lirik lagu ini akan memberitahu mereka arah perjalanan. Mereka juga dapat mengidentifikasi tempat di daratan berdasarkan langit malam hari,” kata Noris.

Lirik lagu tersebut dapat menunjukkan ribuan kilometer perjalanan, dengan salah satu contohnya adalah perjalanan dari Heavitree Gap yang berada di Alice Springs dekat Australia tengah menuju Byron Bay di New South Wales yang mempersatukan suku Arrente dengan suku Euralayi.

Lirik lagu tersebut dapat dilihat dari langit dengan melihat bintang Achernar pada bagian barat dari Canopus menuju ke Sirius kemudian ke bagian timur.

“Lirik lagu tersebut dapat membantu perjalanan untuk banyak kelompok Aborigin, dan setiap dari mereka memiliki lirik yang berbeda berdasarkan bahasa mereka masing masing,” tambah Norris.

“Orang orang dari timur akan dapat mengidentifikasi bintang tertentu berdasarkan lirik lagu di seluruh Australia, terlepas dari bahasa yang berbeda.”

Meskipun banyak lirik lagu yang ada di sepanjang benua Australiam , Norris tidak yakin apabila mereka menggunakannya untuk melihat arah berdasarkan bintang dengan cara yang sama seperti yang dilakukan suku euahlayi dan Kamilaroi.

Riset lebih dalam mengenai penggunaan bintang sebagai penunjuk arah oleh pengguna bahasa lain terutama pengguna bahasa lain yang pernah bertemu suku Euahlayi akan membantu memperjelas bagaimana warga Aborigin menggunakan langit malam untuk bepergian pada malam hari.