Wabah Tikus di Selatan Australia
Tikus mati membanjiri rumah-rumah di Semenanjung Yorke, selatan Australia, menjadikan periode ini sebagai tragedi wabah tikus terburuk yang pernah terjadi di wilayah itu.
Dalam siaran Radio Nasional ABC, penyiar Cameron Wilson berbincang melalui sambungan telepon dengan petani lokal di Maitland, kota kecil dekat Semenanjung, bernama Ben Wundersitz, yang menuturkan wabah tikus di wilayahnya.
Menurut Ben Wundersitz, yang telah bercocok tanam di Maitland selama 25 tahun, serangan tikus yang ia alami saat ini adalah yang terparah.
“Saya sudah sempat bicara ke beberapa warga lainnya di Maitland. Mereka bahkan telah membunuh lebih dari 100 tikus tiap malam dan membuat banyak perangkap di sekeliling rumah mereka,” ujarnya.
Ia menambahkan, beberapa warga memang beralih memasang perangkap tikus karena banyaknya bangkai yang bertebaran di rumah mereka. Warga sangat peduli akan nasib hewan peliharaan dan anak-anak mereka akibat kejadian ini.
Walau jumlah tikus sangat menggila di Maitland, ia yakin wabah serupa terjadi lebih parah di area pinggir pantai, yang berjarak 20 km dari kotanya.
Biologis Julianne Farrell telah membuat perangkap dan lubang-lubang kecil sebanyak mungkin agar tingkat keparahan wabah tikus ini berkurang.
Ia memperkirakan ada sekitar 4000 tikus per hektar di beberapa wilayah.
“Itu hitungan kasarnya karena asumsinya ada dua tikus di masing-masing lubang yang saya buat,” jelasnya
Lebih lanjut ia bercerita, “Itu harus dihitung ulang karena data perangkap yang saya buat selalu berubah. Ini disebabkan munculnya anak-anak tikus hampir 50% dari jumlah awal tiap malam, dan kemungkinan masih ada banyak lagi,”
Para petani setempat berharap, wabah ini dapat dikendalikan sebelum musim tanam biji sereal di musim dingin datang di akhir bulan.
Ben berpendapat, jika wabah ini terus berlanjut maka tikus akan merusak benih dan tunas muda tanaman yang berakibat kerugian.
“Menabur benih di tengah gempuran tikus..itu benar-benar bencana,” ujarnya.
Para petani akan terus membasmi tikus, namun dibutuhkan siklus alami atau kelangkaan makanan agar wabah ini musnah.