ABC

Visa Kerja dan Liburan Rugikan Angkatan Kerja Muda Australia

Dewan Serikat Buruh Australia (ACTU) mendesak pemerintah mengkaji ulang kebijakan Program Visa Kerja dan Liburan karena tingginya tingkat pengangguran dikalangan pekerja pemula di Australia. 

Presiden ACTU, Ged Kearney mengatakan kerasnya persaingan  mencari lapangan kerja dikalangan angkatan kerja muda Australia semakin kompleks, karenanya ACTU menilai pemerintah sudah waktunya mengevaluasi kebijakan Visa Kerja dan Liburan dengan negara lain.

"Jika melihat kelompok remaja pengangguran yang tengah mencari pekerjaan penuh waktu – yang berusia diatas 19 tahun, jumlahnya meningkat pesat mencapai 25% dari angka pengangguran,” kata Kearney.

"Sebelum kita memutuskan membuka pintu untuk program Visa Kerja dan Liburan serta dan membolehkan anak-anak muda dari Eropa datang ke Australia, kita harus berhenti dan memikirkan dampaknya bagi perekonomian kita dan apa dampak kebijakan itu bagi anak-anak muda Australia.”

Pakar Demografi dari Universitas Monash Australia, Dr. Bob Birrell sepakat dengan pandangan Kearney.

Dia mengatakan  perubahan kebijakan sangat diperlukan, karena tahun lalu saja  anak-anak muda asing yang datang ke Australia untuk bekerja selama masa liburan jumlahnya meningkat 30%.

"Kita telah melihat kenaikan yang tinggi sekali jumlah pengguna Visa Kerja dan Liburan,” kata Dr. Birrell.

"Ada ketidakseimbangan antara jumlah pengguna visa tersebut dengan warga Australia yang memanfaatkan kerjasama serupa di luar negeri"

Dia mengatakan tenaga kerja asing bersedia menerima upah dan kondisi yang kerap ditampik warga Australia.

"Pengusaha, karena ada begitu banyak orang yang mencari pekerjaan, bisa leluasa menawarkan syarat dan kondisi untuk pekerjaan ini sehingga benar-benar berdampak buruk bagi pasar tenaga kerja di Australia dan ini menjadi masalah serius bagi kebanyakan  orang muda," katanya.

Dr. Birrell juga mengatakan pemerintah perlu menghentikan rencana menandatangani kerjasama Visa Kerja dan Liburan baru dengan puluhan negara termasuk Spanyol, yang memiliki angka pengangguran muda sebesar 50%.

“Pemerintah tidak menunjukkan kekhawatiran sedikitpun atas penderitaan orang-orang muda yang dirugikan oleh kebijakan ini, " katanya.

Dr. Birrell mengatakan total jumlah pekerja migran tambahan sebanding dengan total jumlah bersih lapangan pekerjaan baru yang tersedia setiap tahunnya.

Menteri Imigrasi Scott Morrison tidak menanggapi pertanyaan ABC atas klaim ini.