ABC

Virus yang Merusak Tanaman Berpotensi Serang Industri Semangka Australia

Petugas bio-sekuriti tengah ditempatkan di tiap perkebunan semangka di Wilayah Utara Australia, karena munculnya ketakutan atas penemuan virus eksotis yang merusak, pada tanaman di wilayah itu.

Sejumlah tes yang dilakukan oleh Departemen Industri Primer negara bagian New South Wales (NSW), awal bulan ini, menemukan tanda-tanda virus timun mosaik belang hijau pada tanaman semangka yang diambil dari sebuah perkebunan dekat Katherine.

Staf Departemen Industri Primer Wilayah Utara Australia kini tengah menganalisa sampel tanaman kedua yang diambil dari sebuah properti di fasilitas karantina Perkebunan Berrimah dekat Darwin. Tes sampel kedua ini juga dilakukan di laboratorium Elizabeth Macarthur di NSW.

Virus ini bisa menyebabkan beberapa gejala serius seperti pembusukan dan penguningan daun serta pengurangan hasil panen pada tanaman semangka yang terinfeksi.

Jika tes lanjutan ini mengkonfirmasi keberadaan virus di bagian utara Australia, ini akan menjadi kasus pertama yang tercatat di negeri kangguru ini.

Direktur bio-sekuriti, Dr. Andrew Tomkins, mengatakan, terlalu dini untuk mengetahui dampak apa yang bisa dimiliki virus itu terhadap industri semangka bernilai jutaan dolar di Australia.

“Jika ini tersebar luas, kemungkinan tak akan bisa dihentikan, tapi jika kita menemukan virus ini hanya terdistribusi secara terbatas, kita akan butuh masukan ahli dari seluruh Australia untuk melihat apakah ini bisa dimusnahkan. Bagian terbesar dari industri kita, untungnya, adalah semangka tanpa biji. Virus ini bisa ditransmisikan melalui biji, jadi ketika anda punya semangka tanpa biji, seharusnya itu tak terlalu terancam,” jelasnya.

Virus ini diyakini menyebabkan beberapa gejala pada tanaman semangka, termasuk daun yang membusuk, menguning dan perubahan warna buah. Pengurangan hasil panen yang signifikan juga ditemukan pada tanaman yang terinfeksi di luar Australia.

Dr. Andrew mengatakan, masih belum jelas jenis virus mana yang kemungkinan muncul di Wilayah Utara Australia.

“Laporan di luar negeri mengindikasikan setidaknya ada 5 jenis virus ini. Kami belum tahu pasti jenis mana yang kami dapatkan. Pada semangka di China, virus ini tercatat menyebabkan berkurangnya hampir 50% hasil panen, dan pada timun di belahan lain dunia, 25% pengurangan produksi bisa muncul,” rincinya.

Dr. Andrew menuturkan, para produsen semangka di Wilayah Utara telah diperingatkan akan penemuan potensial ini, dan tengah didesak untuk menggunakan langkah-langkah higienis yang baik untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

“Kami telah menginformasikan kepada seluruh produsen bahwa kami punya detil kontak untuk dihubungi dan saat ini kami berada dalam proses penyelidikan di seluruh perkebunan semangka di Wilayah Utara, mencoba menemukan lokasi virus,” kemukanya.

Sementara tanaman lain di dekat dua perkebunan semangka, yang menunjukkan gejala sama, juga tengah diawasi, Dr. Andrew mengatakan, properti utama yang terlibat belum dikarantina.

“Pada tahap ini, kami berpikir bahwa masalah yang potensial bisa diatasi dengan semangka unggulan sebagai suatu cara untuk mengubah virusnya. Perkebunan ini sebenarnya tak menjual produk ke antar-negara bagian dengan semangka unggulan mereka, jadi pada tahap ini kami tak menempatkan karantina hingga kami mengkonfirmasi ulang identitas virusnya, kami melakukannya tahap demi tahap,” urainya.