ABC

Usir Perahu Pencari Suaka, Abbott Ibaratkan Perang

Perdana Menteri Tony Abbott menggambarkan kebijakan perlindungan perbatasan Australia sebagai kebijakan "perang terhadap penyelundup manusia". Hal ini disampaikan di tengah gencarnya kritikan atas sikap tertutup pemerintah atas tindakan kapal patroli Australia yang mencegah dan memaksa balik perahu-perahu pencari suaka ke perairan Indonesia.

Dalam wawancara TV hari Jumat (10/1/2014), PM Abbott menyatakan, membeberkan informasi teknis operasi hanya akan membantu para penyelundup manusia, dan menambah risiko bagi para pencari suaka.

"Kita berpacu dengan para penyelundup manusia," tuturnya, "Dan jika kita sedang berperang, kita tidak akan memberikan informasi yang bisa digunakan oleh musuh".

Penggambaran PM Abbott ini disampaikan sehari setelah pemerintah dan pihak militer Indonesia kembali menyatakan penolakan mereka atas kebijakan Australia memaksa balik perahu-perahu pencari suaka tersebut.

Kantor Kepresidenan di Jakarta menyatakan kebijakan Australia tersebut tidak membantu menyelesaikan persoalan.

Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan pihaknya berbicara dengan Panglima Angkatan Pertahanan Australia Jenderal David Hurley mengenai tindakan patroli Australia mencegah dan mengembalikan perahu pencari suaka ke perairan Indonesia.

Pernyataan Jenderal Moeldoko itu dikutip suratkabar Jakarta Post. Namun Jenderal Moeldoko kini mengatakan pernyataannya "dipelintir".

Panglima TNI menjelaskan, pernyataannya itu bukan berarti ia setuju dengan kebijakan Australia memulangkan perahu pencari suaka kembali ke Indonesia.

"Tanggapan saya (ketika berbicara dengan Jenderal Hurley) bukan membenarkan apa yang mereka lakukan. Saya katakan, saya paham langkah-langkah taktisnya. Begitu pendirian saya," tegasnya.

Sementara itu Ketua Komisi 1 DPR yang membidangi urusan luar negeri, Mahfudz Siddiq menyatakan tindakan Australia memaksa balik dua perahu pencari suaka ke perairan Indonesia merupakan tindakan provokatif.

"Bukannya menyelesaikan masalah, malah ini akan menambah masalah baru," katanya.