ABC

Untuk Penuhi Target Vaksinasi, Pemerintah Inggris Melakukannya dengan ‘Kreatif’

Lebih dari 15 juta warga di Inggris telah mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin COVID-19.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan angka ini menjadi sebuah “pencapaian signifikan” yang dicapai dua bulan setelah program vaksinasi dimulai di negaranya 8 Desember lalu.

“Perjalanan kita masih panjang dan tak diragukan lagi akan ada rintangan. Tapi setelah kita mencapainya, kita dapat melanjutkan langkah dengan lebih percaya diri,” ujar PM Johnson, seperti dikutip dari BBC News.

Inggris juga sudah memperluas penerima vaksinasi, yakni kepada kelompok usia 65 tahun, setelah sebelumnya berjanji untuk bisa memenuhi target melakukan vaksinasi kepada semua orang yang masuk ke dalam empat kelompok prioritas, termasuk pekerja kesehatan dan perawat di pusat perawatan lansia, dan lansia di atas 70 tahun.

Untuk bisa memenuhi target lebih banyak orang yang divaksinasi, Pemerintah Inggris kemudian harus berpikir kreatif, terutama soal tempat vaksinasi.

Tidak hanya klinik, tempat praktik dokter dan rumah sakit, tapi juga mencari tempat yang bisa menampung 1.000 orang per hari.

Tempat vaksinasi juga harus memiliki ventilasi yang baik, dengan pintu masuk dan keluar yang lebar, ruangan yang luas dilengkapi dengan tempat menunggu, serta lebih baik kalau memiliki tempat yang banyak untuk parkir.

Dengan persyaratan tempat ini, maka klab malam, stadion sepakbola, hingga lapangan pacuan kuda jadi pilihan.

Sebuah gereja juga menjadi salah satu pilihan yang paling tepat, terutama karena ruangan yang luas dan langit-langit yang tinggi.

A line of people queue for vaccinations at a cathedral entrance
Gerjea seperti Katedral Salisbury menjadi pilihan untuk diubah menjadi sebuah klinik tempat vaksinasi di Inggris.

Foto: Ash Mills

Uskup di Salisbury, Nicholas Papadopulos langsung menawarkan gerejanya sebagai tempat vaksinasi.

Katedral Salisbury yang berusia 800 tahun dikenal sebagai gereja dengan menara tertinggi di Inggris.

Katedral tersebut kini sedang digunakan dua hingga tiga kali seminggu oleh penyedia layanan kesehatan ‘Sarum South Primary Care Network’ untuk vaksinasi.

“Katedral, seperti halnya gereja yang lain, punya dua tujuan,” ujar Uskup Nicholas.

A man with dark hair and glasses, in clerical collar, poses in a church setting
Uskup Nick Papadopulos mengatakan ia senang bisa ikut ambil bagian dari momen bersejarah dalam memerangi pandemi COVID-19 di Inggris.

Foto: Dominic Parkes

“”Kebetulan di masa yang krisis ini, saat yang terpenting adalah memberikan vaksin seefisien mungkin, maka cara terbaik baik untuk melayani umat Tuhan adalah membuka pintu kami untuk tujuan itu.”

Untuk bisa mencapai jumlah target, Inggris juga membutuhkan banyak pekerja yang sudah terlatih untuk menjalankan program vaksinasi.

Ratusan pekerja diantaranya adalah relawan, seperti Delia Sharrock Clarke.

Delia adalah seorang perawat yang sudah memiliki pengalaman selama 48 tahun, termasuk 21 tahun di rumah sakit.

“Tadinya saya berencana pensiun pada Maret 2020, tapi kemudian dunia berubah dan saya merasa harus tinggal untuk mendukung dan membantu tim saya dengan tantangan yang kita hadapi saat ini.”

A woman in a nurse's uniform sits at a computer in an officer
Delia Sharrock Clarke kembali bertugas meski tadinya supaya berencana untuk pensiun.

Koleksi pribadi

“Saat vaksin COVID-19 tersedia akhir Desember lalu, saya tahu saya harus membantu.”

“Saya sudah memberikan ribuan vaksinasi kepada anak-anak dan orang dewasa selama hidup saya,” ujarnya.

Uskup Nicholas mengatakan sejumlah pekerja gereja ikut menjadi relawan dalam program vaksinasi di katedral yang dipimpinnya.

“Kita melakukannya bergilir. Selalu ada dua pekerja katedral yang ditugaskan di pintu untuk menyambut warga, untuk menenangkan dan mengarahkan mereka,” ujarnya.

Ia mengatakan untuk urusan klinis sepenuhnya menjadi tugas dan tanggung jawab tenaga medis.

“Tapi dari pihak katedral selalu ada karena untuk infrastruktur, seperti listrik dan lainnya menjadi urusan kita.”

Uskup Nicholas mengatakan warga yang datang ke katedralnya telah mendapatkan pengalaman yang positif sejauh ini.

“Belum pernah ada program dalam skala besar seperti ini dan bisa berperan di dalamnya sangatlah luar biasa.”

Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi dari laporannya dalam Bahasa Inggris