Universitas Sydney Bantu Veteran Beradaptasi Menjadi Warga Sipil
Bagi anggota militer yang kembali dari bertugas di daerah konflik hal tersulit yang mereka hadapi adalah menentukan apa yang selanjutnya akan mereka lakukan. Universitas Sydney meluncurkan program yang bertujuan membantu para veteran menjalani masa transisi dari militer menjadi warga sipil biasa.
Banyak anggota militer yang memutuskan keluar dari kedinasan mereka mengaku tidak tahu mau melakukan apa selanjutnya, karena itu pakar menyebut peralihan ke karir yang baru merupakan salah satu isu terbesar yang dihadapi oleh veteran militer muda.
Menanggapi tantangan ini, Universitas Sydney meluncurkan program STRIVE (Insiatif Pendidikan Pelatihan dan Integrasi Kemampuan Veteran), sebuah program gratis yang ditujukan bagi anggota maupun veteran militer Australia.
Pendiri program ini, Professor Michael Biercuk, mengatakan pertama kali dia memahami kesulitan yang dihadapi veteran militer untuk beralih dari militer menjadi warga sipil biasa adalah ketika dia bekerja sebagai psikolog di Amerika Serikat.
Sebagai kontraktor sipil di Departemen Ilmu Pertahanan, Professor Biercuk bertemu dengan sejumlah orang pria dan wanita yang sebelumnya pernah berdinas di militer di puncak Perang Irak.
"Saya mendengar cerita mereka dan cara mereka beralih pekerjaan dan membantu apa yang mereka butuhkan, jadi selama 5 tahun terakhir saya berusaha mencarikan solusi dari masalah ini,' paparnya.
Risetnya menunjukan banyak permasalahan serupa yang dihadapi veteran militer yang beralih meniti kehidupan sebagai warga sipil dan berusaha untuk menggunakan kemampuan mereka di dunia militer dengan pekerjaan di dunia sipil.
Professor Biercuk mengatakan veteran perlu menanggalkan jargon-jargon yang biasa berlaku di dunia militer.
"Saya menyebutnya 'Sup akronim alfabet' yang umum digunakan di militer tapi sangat sulit ketika Anda berusaha memasarkan diri dalam sebuah interview pekerjaan,"
Professor Biercuk mengatakan hal semacam ini bisa menjadi tantangan bagi anggota militer yang kembali dari berdinas untuk membiasakan diri dengan kehidupan yang tidak memiliki aturan ketat dan rantai perintah.
Penduduk Program STRIVE meyakini bantuan semacam ini menawarkan bentuk penghormatan bagi mereka yang telah melayani negara dan bangsa.
"Dalam pandangan saya kegiatan semacam ini sangat penting jika kita hendak benar-benar menghormati legenda pahlawan ANZAC," kata Professor Biercuk.
"Kita harus memberi perhatian kepada anggota militer pria dan wanita tapi sayangnya tidak selalu demikian,"
STRIVE saat ini masih dalam tahap percobaan tapi diharapkan akan dapat digulirkan tahun depan.
Program ini sendiri mencakup berbagai macam keterampilan; bagaimana melamar pekerjaan menulis CV, bagaimana berkomunikasi yang efektif di tempat kerja dan penggunaan Teknologi informasi dan kemampuan untuk berfikir dan menulis secara kritis.
Professor Biercuk mengatakan dirinya optimistis program ini akan memberikan perubahan nyata bagi para veteran.
"Yang saya ingin lihat adalah tidak ada interview atau cerita tentang veteran tunawisma atau orang yang dipecat dan menjadi pengangguran karena kecanduan alkohol dan narkoba," katanya.
"Kita ingin para veteran memahami nilai dari diri mereka sendiri didalam angkatan kerja,"