ABC

Universitas Harvard Tidak Terbukti Diskriminatif Terhadap Warga Asia di Amerika

Harvard University di Amerika Serikat tidak terbukti melakukan diskriminasi terhadap calon mahasiswa dari keturunan Asia di negara itu. Sistem penerimaan mahasiswa diakui tak sempurna namun tidak melanggar hukum.

Demikian keputusan Hakim Allison D Burroughs yang disampaikan dalam persidangan kasus gugatan yang diajukan oleh sebuah lembaga bernama Students for Fair Admissions (SFFA) terhadap salah satu universitas terbaik tersebut.

Dalam gugatan mereka, SFFA mengatakan bahwa Harvard secara sengaja dan melakukan tindak melanggar hukum untuk menerima jumlah mahasiswa dari keturunan Asia dalam jumlah terbatas untuk mempertahankan komposisi mahasiswa dari berbagai latar belakang etnis di sana.

Dalam keputusannya, Hakim Burroughs mengatakan bahwa sistem penerimaan mahasiswa baru di Harvard ‘tidaklah sempurna’ namun mereka tidak melanggar aturan.

Hakim mengatakan tidak ditemukan bukti bahwa adanya pertimbangan ras digunakan oleh Harvard ketika menentukan mahasiswa yang akan masuk dan tidak ada bukti sistem penerimaan berdampak negatif terhadap mahasiswa keturunan Asia

Keputusan Hakim muncul setelah adanya sidang selama tiga minggu tahun lalu.

SFFA sendiri mengatakan akan mengajukan banding dan kasus ini bisa berlanjut sampai ke tingkat tertinggi yaitu Mahkamah Agung Amerika Serikat.

A woman with an umbrella stands next to a man with a camera phone in front of the Harvard library.
Hakim Federal AS mengatakan Harvard tidak melakukan diskriminasi terhadap calon mahasiswa keturunan Asia.

AP: Steven Senne

Dalam kasus gugatan terhadap Harvard, SFFA mengatakan bahwa calon mahasiswa keturunan Asia harus memenuhi standar yang lebih tinggi untuk dipenuhi, sementaar calon mahasiswa dari keturunan Afrika atau Spanyol standarnya lebih rendah.

Dalam sebuah laporan internal yang dibuat oleh Harvard sendiri di tahun 2013 disebutkan bahwa bila didasarkan pertimbangan nilai akademis saja, maka 43 persen mahasiswa Harvard mestinya adalah keturunan Asia.

Padahal angka sekarang ini hanya 19 persen mahasiswa Harvard adalah keturunan Asia.

Harvard sendiri kemudian mengatakan bahwa data itu untuk ‘kesimpulan’ dan didasarkan pada data yang tidak lengkap.

Dalam memutuskan penerimaan mahasiswa, selain nilai akademis, Harvard jugq menggunakan apa yang disebut ‘nilai pribadi’ calon mahasiswa.

Dalam gugatannya, SSFA mengatakan mahasiswa keturunan Asia sering kali mendapat nilai pribadi yang rendah karena adanya diskriminasi rasial, sehingga akhirnya mereka tidak diterima.

Dalam jawaban di pengadilan, Harvard mengatakan tidak menemukan adanya pertimbangan ras dalam penerimaan siswa dan mengatakan sering kali mahasiswa keturunan Asia memilik surat rekomendasi yang lebih lemah dibandingkan calon mahasiswa lain.

Itu yang menyebabkan sebagian kemudian tidak diterima oleh Harvard.

Hakim Allison D Burroughs dalam keputusannya mendukung pendapat Harvard dan mengatakan tidak menggunakan pertimbangan ras sama sekali dalam penerimaan akan membuat komposisi ras akan sangat berubah di sana.

AP

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini