ABC

Universitas Di Sydney Beri Kemudahan Bagi Calon Mahasiswi Untuk Jurusan Iptek

Seperti di banyak negara, jumlah mahasiswi dan lulusan perempuan dari jurusan-jurusan eksakta seperti teknik, komputer dan sains sangat sedikit dibandingkan mahasiswa pria.

Oleh karena itu salah satu universita di Australia University Technology of Sydney (UTS) akan memberikan kemudahan bagi calon mahasiswi untuk bisa masuk ke jurusan-jurusan iptek tersebut.

Caranya adalah dengan menurunkan skor ATAR yang harus didapat oleh para lulusan sekolah menengah atas perempuan di Australia.

ATAR adalah nilai lulusn SMA yang hampir mirip dengan nilai NEM di Indonesia.

Saat ini di UTS untuk jurusan Teknik dan IT serta di Fakultas Desain, Arsitektur dan Bangunan, nilai ATAR yang harus dimiliki siswa adalah 80 untuk bisa masuk ke sana.

Sekarang UTS untuk pertama kalinya akan memberikan bonus point 10 kepada calon mahasiswi sehingga mereka yang berminat akan bisa masuk ke jurusan-jurusan eksakta tersebut.

80% lulusan Iptek adalah laki-laki

Keputusan yang diambil oleh UTS ini karena data menunjukkan bahwa 80 persen lulusan bidang teknik dan komputer dari universitas di Australia adalah laki-laki, padahal jumlah mahasiswa S1 yang perempuan secara keseluruhan adalah 58 persen.

Tindakan yang diambil oleh UTS ini merupakan yang pertama kali terjadi di Australia, dan sudah mendapat persetujuan dari Dewan Anti Diskriminasi di New South Wales dan badan perwakilan nasional bernama Insinyur Australia.

Universitas ini sebelumnya sudah melakukan aksi serupa bagi atlet dan penampil berbakat serta siswa dari keluarga kurang mampu.

Selain itu, UTS juga pernah memberikan kemudahan masuk bagi siswa Aborigin dan Tores Island dan siswa yang mengalami “ketidakadilan yang parah” ketika menyelesaikan pendikan SMA.

Direktur program Wanita dan Teknik dan TIK di UTS Dr Arti Agarwal, mengatakan usaha-usaha untuk memperbanyak perempuan dalam bidang Iptek belum maksimal.

“Beberapa inisiatif yang telah dilakukan untuk mendukung partisipasi perempuan di industri penting bagi masa depan ini dampaknya masih kecil.” katanya.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini