ABC

Unggah Foto Minum Miras di Facebook, Tingkatkan Kebiasaan Konsumsi Alkohol Anak Muda

Riset terbaru yang dilakukan peneliti di Universitas Sydney menunjukan materi yang diunggah ke media sosial dapat mempengaruhi kebiasaan minum minuman beralkohol di kalangan anak-anak muda.

Berdasarkan riset tersebut, profil di Facebook yang mempertontonkan kehidupan sosial mabuk-mabukan atau mengkonsumsi minuman beralkohol ternyata dapat memperburuk kebiasaan minum minuman keras (miras) di kalangan anak-anak muda.
 
Tetapi ketika diberikan peringatan mengenai kebiasaan buruk ini, kebiasaan minum di kalangan anak-anak muda dapat berkurang hingga 50 persen.
 
"Pengaruh rekan sebaya sudah terbukti menjadi salah satu motivasi utama yang mendorong orang-orang muda minum alkohol," kata Dr Bradley Ridout, psikolog dan peneliti utama dalam studi tersebut.
 
"Jika kita dapat menggunakan media sosial untuk melawan informasi yang keliru ini, maka akan sangat menarik."
 
Dalam penelitian ini, para peneliti memfokuskan pengamatan mereka pada kalangan mahasiswa tahun pertama yang mereka anggap sebagai peminum beresiko.
 
Peneliti lalu menggunakan Facebook untuk mengirimkan pesan pribadi kepada mereka dan mengingatkan tentang dampak minuman keras.
 
Kemudian peneliti membandingkan kebiasaan minum individu yang dikirimi pesan tersebut dengan kebiasaan minum teman satu angkatannya, peneliti juga mencermati perubahan asumsi mengenai minum minuman keras mereka.
 
Hasil dari penelitian ini ternyata sangat mengejutkan peneliti, karena ternyata mereka yang menerima masukan lewat pesan pribadi di Facebook mengurangi setengah dari kebiasaan mereka mengkonsumsi alkohol, dari semula 40 kali dalam satu bulan menjadi hanya 20 dalam satu bulan.
 
Intervensi melalui Facebook terbukti dapat menghasilkan perubahan yang bisa bertahan hingga 3 bulan setelahnya.
 
"Kebanyakan anak-anak muda yang menenggak minuman keras masih melakukannya masih dalam tingkat yang bertanggung jawab, sehingga dengan menggunakan media sosial, kita dapat berkomunikasi dan merayakan fakta ini.
 
"Bukti menunjukan jika kita bisa mengoreksi kesalahpahaman mengenai perilaku minum-minuman keras ini maka akan bisa menghasilkan pengaruh yang besar terhadap perilaku anak-anak muda," katanya.
 
Dr Ridout mengatakan banyak diantara partisipan dalam risetnya ini mengaku ingin dilihat sebagai peminum alkohol di profil media sosialnya.
 
"Riset kami menunjukan bahwa orang menganggap profil sebagai peminum alkohol merupakan bagian dari identitas online yang sengaja ingin mereka tampilkan," katanya.
 
Namun menurutnya ketika individu ini mengunggah gambar dari sebuah pesta minuman keras, maka ini dapat memungkinkan terjadinya lingkaran setan di dunia maya yang merupakan kebalik dari apa yang mereka anggap sebagai pola konsumsi alkohol yang normal.
 
"Penggunaan sarana berbagi cerita atau gambar dikalangan rekan sebaya di Facebook merupakan sesuatu yang oleh pengiklan produk alkohol juga lakukan selama ini," tegasnya.
 
"Mereka lebih maju dalam hal permainan ini ketimbang peneliti kesehatan,"
 
"Jadi jika kita hendak meningkatkan promosi kita mengenai dampak buruk kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol, sebagaimana telah banyak dilakukan sejumlah kalangan, maka kita bisa berharap ada peluang suatu saat budaya minum alkohol di Australia dapat diubah,"