ABC

UKM di Australia Galakkan Pengunaan Media Sosial

Semakin banyak perusahaan di Australia mempromosikan produk mereka secara online dan melalui media sosial, namun usaha kecil menengah di sana dilaporkan tertinggal dalam memakai metode ini.

Deborah Anne mengungkapkan, bisnis kerajinan yang dirintisnya sangat bergantung pada promosi online untuk menggaet pembeli.
Data terakhir yang dirilis Badan Pusat Statistik Australia (ABS) menunjukkan, hampir separuh dari perusahaan di sana mempunyai situs resmi atau muncul di web, dan hanya seperempatnya yang aktif di media sosial seperti Facebook dan Twitter.

Namun indikasinya, perusahaan-perusahaan besar memiliki rekor yang lebih baik ketimbang usaha kecil-menengah (UKM) dalam penggunaan kedua platform tersebut.

Pada bulan Juni tahun lalu, 98% perusahaan dengan jumlah karyawan 200 orang atau lebih hadir di dunia maya, dan dua pertiganya aktif di media sosial.

Meski UKM mulai banyak menggunakan promosi online, namun banyak di antaranya yang mengaku kesulitan memiliki komitmen waktu.

Seniman asal Canberra, Deborah Anne, adalah bagian dari tren industri rumahan yang menggunakan media sosial untuk mencetak penjualan.

Pada awalnya, Deborah menjual gambar kertas tiga dimensi(3D)-nya melalui situs barang-barang kerajinan ‘Etsy’ dan Facebook.

Namun belakangan ini, ia membangun situs usaha pribadinya sendiri untuk menarik lebih banyak pembeli.

“Saya bisa taruh foto-foto sehingga orang bisa lihat barangnya dan seperti apa produk saya. Hasilnya, saya memiliki kontak dari orang-orang di seluruh penjuru Australia dan bahkan luar negeri,” ujarnya.

Pengalaman serupa juga dialami pembuat boneka kuda, Michael Holmes, yang usahanya berbasis di Bungendore, selatan New South Wales.

Ia aktif di dunia maya, dengan akun di Twitter, Facebook, Etsy dan Instagram serta sebuah situs pribadi usahanya.

“Banyak orang memesan online lewat Facebook dan kemudian melihat-lihat barang yang kita jual, melihat seperti apa produknya sebelum akhirnya membeli, khususnya mereka yang ingin pesan boneka kuda berukuran cukup besar,” tuturnya.

Michael baru-baru ini bergabung dengan sebuah toko seni sejenis koperasi yang ingin membuka toko di Canberra sekitar akhir 2014, namun ia menegaskan, pemesanan online tetap akan menjadi prioritas usahanya.

“Saya menemukan orang-orang yang suka membeli barang dari penduduk lokal, bukannya perusahaan besar, khususnya produk-produk buatan tangan,” jelas Michael.

Dalam skala nasional Australia, proporsi perusahaan dengan kemunculan di web perlahan naik, dan penggunaan media sosial juga meningkat dalam waktu 12 bulan (sepanjang Juni 2012-2013) dari 18% menjadi 26% dari total perusahaan yang terdaftar.

Penggunaan platform online yang meningkat, selaras dengan peningkatan penjualan yang dialami perusahan-perusahaan Australia.

Pemesanan lewat internet sepanjang 2012-2013 diperkirakan mencapai 250 milyar dolar, naik hampir 10 milyar dolar dari tahun lalu.