ABC

Turun Harga Lebih Rp 10 M, Rumah di Port Hedland Australia Belum Juga Laku

Sebuah rumah di kota tambang Port Hedland belum juga terjual meskipun dilepas dengan harga hanya $ 360 ribu (sekitar Rp 3,6 miliar). Padahal, empat tahun lalu rumah itu dibeli dengan harga $ 1,3 juta (sekitar Rp 13 miliar).

Port Hedland adalah sebuah kota pelabuhan yang terletak sekitar 1.649 km dari ibukota negara bagian Australia Barat, Perth.

Kota ini menjadi salah satu pelabuhan utama bagi ekspor bahan-bahan mineral dari Australia Barat, terutama dari kawasan pertimbangan Pilbara.

Port Hedland berpenduduk sekitar 20 ribu orang, dan menurut situs resmi kota tersebut (http://www.porthedland.wa.gov.au/), di sana terdapat warga dari 72 negara dan budaya yang berbeda-beda.

Rumah ini ditawarkan dalam lelang seharga 360 ribu tapi tidak ada yang mau membeli. (Jan Ford Real Estate)

Kawasan ini menjadi pusat bagi para pekerja tambang beberapa tahun lalu sebelum mereka masuk ke lokasi pertambangan.

Itulah sebabnya ketika boom pertambangan terjadi beberapa tahun lalu, harga rumah melonjak tajam karena perusahaan memerlukan untuk penempatan  pekerja yang datang dari luar daerah.

Salah satu rumah yang dilelang baru-baru ini adalah rumah tiga kamar, satu kamar mandi dan sebuah gudang itu dibangun di tahun 1960-an.

Rumah tersebut dilelang dengan harga awal $ 360 ribu, turun drastis dari harga beli $ 1,3 juta dolar empat tahun lalu, namun ternyata tidak ada yang berminat membeli juga.

Agen penjual rumah Barry Walsh mengatakan ini merupakan pertanda lebih jelas bahwa fase pembangunan karena adanya booming di bidang pertambangan, yang sebelumnya menyebabkan harga properti melonjak tajam, sekarang sudah berakhir.

Dia mengatakan beberapa tahun lalu harga rumah melonjak tajam karena begitu banyaknya kebutuhan akan akomodasi di saat di kota ini berlangsung pembangunan di berbagai lokasi pertambangan.

Walsh mengatakan pasar perumahan yang ketika itu menyewakan rumah dengan harga ribuan dolar setiap minggu, memang tidak bisa bertahan lama.

Seorang yang menghadiri pelelangan rumah ini mengatakan bahwa harga jual sekarang ini sebagai "hal yang luar biasa".

Barry Walsh mengatakan pelelangan ini menunjukkan bahwa warga setempat sekarang bisa lagi membeli rumah di Port Hedland dengan harga wajar, dan kota tersebut sekarang harus mengandalkan para pekerja lokal, dan bukannya pekerja yang disebut fly in fly out, mereka yang datang dari lokasi lain dan bekerja selama dua minggu dan kemudian libur selama seminggu.