ABC

Turki Desak China Hentikan Penahanan Massal Warga Uyghur di Xinjiang

Turki untuk pertama kalinya memberikan komentar mengenai penahanan massal warga etnis minoritas Uyghur yang dilakukan China dengan mengatakan tindakan Beijing ini merupakan ‘tindakan yangn memalukan bagi kemanusiaan.’

  • Banyak negara mayoritas Muslim belum mengeluarkan kritik mengenai penanganan China terhadap warga Uyghur
  • Beijing telah menahan lebih dari 1 juta warga Uyghur dalam operasi kontra terorisme
  • Mereka yang pernah ditahan mengatakan pernah mendapat siksaan fisik dan mental

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari Sabtu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy mengatakan bukan ‘rahasia lagi’ bahwa China secara tanpa pandang bulu menahan lebih dari 1 juta warga Uyghur di ‘kamp konsentrasi.”

Aksoy merujuk kepada kamp pendidikan lagi besar-besaran yang dibuat oleh China di provinsi Xinjiang guna menahan warga minoritas Uyghur, daerah yang dimasukkan ke dalam wilayah China, setelah para pemimpin Republik Turkistan Timur menyerahkan wilayah mereka ke Partai Komunis China di tahun 1949.

Penelitian yang dilakukan ABC menemukan bahwa kamp ini luasnya lebih dari 2 juta meter persegi menahan para warga yang kemudian dipaksa untuk menyampaikan kesetiaan kepada China dengan paksaan.

Seorang tahanan mengatakan kepada ABC bahwa dia mendapat suntikan yang bahan yang tidak diketahui isinya, dan mendapat penyiksaan fisik dan mental.

Turki mengatakan bahwa warga Uyghur mendapt tekanan dan ‘asimilasi sistemis’ di China Barat.

Aksoy mengatakan Turki telah menyampaikan keprihatinan ini dengan China di ‘semua tingkatan’ dan mendesak pihak berwenang untuk menutup pusat penahanan dan menghormati hak asasi manusia.

Turki juga mengatakan bahwa mereka baru mengetahui meninggalnya seorang musisi dan penyair Uyghur terkenal Abdurehim Heyit, di penjara yang sebelumnya dihukum selama delapan tahun karena salah satu lagu yang diciptakanya.

"Tragedi ini kembali menguatkan rekasi pendapat umum warga Turki mengenai pelanggaran serius HAM di wilayah Xinjiang." kata Aksoy.

“Kami berharap adanya reaksi ini mendapat perhatian serius dari pemerintah China.”

“Kami menghormati dan berduka untuk Abdurehim Heyit dan semua yang lain yang telah kehilangan nyawa mereka mempertahankan identitas Muslim dan Turki mereka.” kata Aksoy.

Kematian Heyit belum bisa dikonfirmasi secara independen.

Dalam reaksinya Kedutaan China di ibukota Turk Ankara sudah menyebut komentar Aksoy tersebut ‘sebagai hal yang sepenuhya tidak bisa diterima’ dalam jawaban panjang yang dimuat di situs mereka.

“Baik China dan Turki menghadapi tugas yang berat dalam memerangi terorisme.”

“Kami menentang adanya usaha mempertahankan standar ganda mengenai masalah memerangi terorisme.” kata pernyataan tersebut.

“Kami berharap pihak Turki akan memiliki pemahaman yang benar mengenai usaha yang dilakukan China untuk menerapkan langkah yang tepat guna memerangi terorisme, dan ekstrimisme, menarik tuduhan yang tidak benar, dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak buruk.” kata pernyataan itu lagi.

Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini

ABC/AP