Tumpahan Minyak di Balikpapan Dikhawatirkan Menyebar
Pertamina telah menolak bertanggung jawab atas tumpahan minyak di lepas pantai Kalimantan Timur, yang tampaknya kini telah menyebar dan mencemari pesisir pantai dan mengganggu sektor perikanan lokal.
Setidaknya empat warga tewas di Teluk Balikpapan akhir pekan lalu ketika tumpahan minyak itu dinyalakan. Seorang warga lainnya masih hilang.
Tumpahan beracun itu mencakup area sepanjang sekitar 4 kilometer. Warga setempat mengatakan seekor dugong (sejenis duyung) yang dilindungi, ditemukan tewas di pantai kemarin.
Mereka mengatakan tumpahan minyak itu juga telah merusak mata pencaharian warga.
“Bahaya bisa kebakaran dan baunya juga masih tercium,” kata warga setempat, Mas Pele, kepada ABC Australia.
“Saya berada di pantai dekat sini dan baunya sangat kuat sehingga membuat saya pusing. Polusinya sangat buruk dan kami kehilangan mata pencaharian,” katanya.
Para nelayan setempat mengatakan mereka akan mengadakan protes pada hari Rabu besok terkait kurangnya tanggung jawab pemerintah dan Pertamina.
“Kami menuntut para pemangku kepentingan menyelidiki dan menghukum pelaku yang menyebabkan bencana ekologi ini dan menyebabkan korban jiwa,” kata Mas Pele.
Secara terpisah Pertamina mengatakan tumpahan minyak itu tidak ada hubungannya dengan kilang mereka di dekat situ serta pipa bawah laut mereka.
General Manager Pertamina Unit V Refinery Togar Manurung menyatakan, pihaknya menerjunkan penyelam dan belum menemukan adanya kebocoran pipa.
“Itulah alasannya mengapa kami masih menjalankan fasilitas kilang tersebut secara normal,” katanya.
Para nelayan dan pegiat lingkungan merasa skeptis dengan pernyataan Pertamina yang menolak bertanggung jawab atas tumpahan minyak ini.
“Kami yakin pasti ada kebocoran pipa Pertamina karena letaknya sangat dekat dengan tumpahan minyak – mungkin 100 meter,” ujar Pradarma Rupang dari LSM lingkungan Jatam.
“Tidak ada kapal karam, tidak ada tabrakan, tidak ada kapal tenggelam, tidak ada kapal terbakar, tidak ada apa-apa. Tiba-tiba muncul tumpahan minyak di tengah laut,” katanya.
“Penduduk di pesisir mencium bau minyak pada tengah malam pada tanggal 31 Maret, kemudian ada kebakaran pukul 10.00 pagi. Di dekat situ ada kilang offshore Pertamina,” tambahnya.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.