ABC

Tumbang Di Babak Kedua Australia Terbuka, Lleyton Hewitt Umumkan Pensiun

Petenis kebanggaan Australia, Lleyton Hewitt, akhirnya melepas karir profesional-nya dna menutup masa kejayaan-nya dengan kekalahan ‘straight-set’ dari David Ferrer pada babak kedua Australia Terbuka, Kamis (21/1) malam.

Mantan petenis nomor satu dunia ini sempat menampilkan serangan maut khasnya di Rod Laver Arena, tetapi Ferrer, si unggulan ke-delapan, menjawab tantangan itu dengan kemenangan 6-2, 6-4, 6-4.

Kekalahan itu mengakhiri karir tenis profesional Hewitt selama 18 tahun dan uniknya pertandingan terakhirnya dimainkan di Australia Terbuka atau ‘Australian Open’, tempat di mana ia pertama kali mengumumkan dirinya memenuhi syarat untuk masuk babak utama sebagai pemuda 15 tahun, pada tahun 1997.

"Saya menampilkan yang terbaik, seperti biasa, dan tak menyesali apapun dan itu adalah sesuatu yang selalu bisa saya banggakan," kata Hewitt dalam wawancara di tepi lapangan.

"Sepanjang karir saya, saya telah memberi 100%. Saya suka datang ke sini dan bersaing. Tak pernah sulit untuk datang ke sini dan bermain di depan penonton yang begitu luar biasa,” sambungnya.

Ia menuturkan, "Ini selalu menjadi rumah kedua bagi saya di Rod Laver Arena. Saya beruntung tetap memiliki kesempatan ini 20 tahun berturut-turut."

Hewitt, yang menjadi emosional di Rod Laver Arena, mengatakan, sulit untuk menggambarkan perasaannya mengetahui bahwa karirnya sekarang berakhir.

"Ini adalah emosi yang aneh. Saya tak berpikir ini akan sepenuhnya terjadi sampai beberapa hari ke depan," sebutnya.

Ia berujar, "Seperti yang selalu saya katakana, saya adalah seorang pesaing. Saya mencoba untuk memacu diri setiap waktu untuk mendapatkan hasil maksimal dari diri saya. Jelas itu selalu ada di pikiran saya ketika datang ke setiap pertandingan pekan ini. Saya memiliki pengalaman fantastis bulan lalu.”

"Rasanya saya telah bermain di hampir tiap kota besar di negara besar ini. Penonton-nya selalu fantastis, dan saya merasa terhormat untuk mendapat dukungan dan cinta ini dari penonton- penonton ini -ini sangat berarti bagi saya," imbuhnya.

Hewitt memenangi 30 gelar tunggal, termasuk AS Terbuka tahun 2001 dan Wimbledon tahun 2002 dan dua kali memuncaki akhir musim turnamen ATP (2001, 2002).

Ia adalah petenis laki-laki nomor satu dunia termuda yang pernah ada ketika ia mencapai puncak saat berusia 20 tahun dan menghabiskan total 80 minggu untuk meraih posisi yang didambakan tersebut.

Hewitt, yang tetap bermain di ganda putra dengan Sam Groth di Melbourne Park, menyampaikan pernghargaan kepada pelatih dan staf pendukungnya selama bertahun-tahun, terutama peran Tony Roche dalam karirnya.

"Saya jelas telah mengatakan ini sebelumnya, tapi dukungan yang saya dapat selama bertahun-tahun, itu sangat berarti bagi saya," ungkapnya.

Ia mengaku, "Sepanjang tahun lalu adalah waktu yang cukup sulit karena selalu ada pertanyaan yang sama  dari minggu ke minggu, bagaimana perasaan saya? Saya hanya merasa ini adalah tempat yang sempurna untuk mengakhiri.”

"Sekarang ini dan bermain di depan kalian, saya merinding malam ini di sini. Saya sangat menghargai itu. Terima kasih,” sebutnya.

Hewitt juga menyampaikan, "Saya akan selalu berterima kasih kepada semua tim saya. Semua yang membantu saya selama bertahun-tahun. Ini adalah sebuah perjalanan panjang. Peter Smith, pelatih pertama saya di sini. Terima kasih untuk semua bantuan dan dukungannya, teman.”

"Semua pelatih saya yang lain dan satf pendukung. Rochey, terima kasih banyak, kawan. Aku menyayangimu."