ABC

Tujuh Kesamaan Pemilu di Indonesia dan India

Sekitar satu miliar warga akan ikut ambil bagian dalam pemiihan umum di India dan Indonesia dalam waktu dekat. Di India, pemilu dimulai 7 April dan berakhir bulan Mei. Di Indonesia, berlangsung 9 April. Ada beberapa faktor yang menunjukkan kesamaan pemilu di kedua negara.

1. Demokrasi
Demokrasi

Persiapan India menjelang pemilu 2014. AFP: Prakash Singh
India dan Indonesia termasuk dua negara demokrasi terbesar di dunia. India akan memiliki lebih dari 810 juta pemilih tahun ini, naik 100 juta dibandingkan lima tahun lalu.
Indonesia tidak jauh tertinggal, negara demokrasi ketiga terbesar di dunia setelah India dan Amerika serikat, dengan negara demokrasi yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia. Di tahun 2014, ada 187 juta pemilih di Indonesia.
 
2. Keterwakilan Wanita
Keterwakilan Wanita

Para pemilih perempuan di TPS di India. CC Flickr: Al Jazeera English / Goutam Roy
Perlunya peningkatan keterwakilan perempuan dalam pemerintahan sudah lama menjadi perdebatan mengenai apakah dan berapa banyak kuota yang diperlukan. Namun dalam beberapa tahun terakhir di India, masalahnya dibayangi oleh keselamatan perempuan.

Di Indonesia, setiap partai harus membuat 30 percent daftar calon perempuan. Dengan wanita masih tertinggal di bidang kehidupan lainnya, muncul gejala kroni dalam pendaftaran calon dengan istri, putri atau sanak keluarga lain masuk dalam daftar caleg.
 

3. Sentimen Anti korupsi
Sentimen Anti korupsi

Pegiat sosial India Anna Hazare. AFP: Sajjad Hussain
Selama beberapa tahun terakhir sentimen anti korupsi semakin kuat muncul di kalangan kelas menengah di kedua negara.
Di India, gerakan anti korupsi ini pada awalnya digerakkan oleh pegiat sosial Anna Hazare, yang sekarang sudah masuk ke dalam ranah politik dengan dibentuknya Partai Aam Aadmi (AAP), atau Partai Warga Biasa.

Di Indonesia, beberapa anggota dari partai utama yang memerintah Partai Demokrat sudah ditahan karena korupsi dalam lima tahun terakhir.
 

4. Kompetisi Politik
Kompetisi Politik

Gubernur Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sekarang muncul sebagai calon presiden favorit untuk pemilihan bulan Juli . Reuters
Jumlah partai politik yang bertarung di pemilu di India tumbuh pesat dalam 20 tahun terakhir. Munculnya partai regional dan muncul partai politik baru, AAP membuat persaingan memperebutkan suara semakin ketat.

Di Indonesia, eforia demokrasi sudah sedikit menurun sejak dimulai pertama kali tahun 1998 menyusul mundurnya Soeharto setelah 32 tahun berkuasa. Ada 148 partai bertarung di pemilu 1999. Tahun ini hanya 12 yang ikut serta setelah adanya pembatasan peraturan.
 

5. Pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja
Pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja

Kemacetan lalu lintas di Jakarta. CC Flickr: VasenkaPhotography
Kedua negara memiliki jumlah penduduk muda yang banyak, dan mencapai pertumbuhan ekonomi mengesankan dalam 10 tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan pembangunan dengan fokus guna memberi lapangan kerja sebanyak mungkin penting bagi kedua negara. Ini akan menjadi salah satu faktor utama dalam menentukan siapa yang akan dipilih oleh rakyat.

 

6. Sosial media
Sosial media

Telepon genggam menjadi pendorong utama pertumbuhan sosial media di negara berkembang. CC Flickr: basibanget
Diskusi mengenai politik semakin menjadi topik utama di sosial media. Warga semakin banyak menggunakan platform seperti Facebook dan Twitter mendiskusikan politik dan siapa yang akan dipilih di pemilu.

Menurut spesialis sosial media Socialbakers yang menganalisa pemilu di India, jumlah partai politik di sosial media sudah mencapai angka jutaan. Dua partai utama BJP memiliki 2,5 juta anggota, Congress 1,8 juta dan AAP 1,6 juta.

Di Indonesia, Jakarta adalah ibukota twitter dunia, dan pengguna Facebook di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Dan kemenangan JOkowi di tahun 2013 sebagai Gubernur Jakarta sebagian besar karena faktor sosial media, hal yang terus berlanjut sampai sekarang dimana dia dicalonkan jadi presiden oleh partainya PDI-P.
 

7. Kepemimpinan
Kepemimpinan

Perdana Menteri Australia Tony Abbott (kiri ) bersama Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono . AFP: Adek Berry
India dan Indonesia menderita karena pemimpin yang dianggap lemah. Perdana Menteri India Manmohan Singh sudah mengumumkan akan mengundurkan diri setelah pemilu. Reputasinya sebagai arsitek bagi reformasi ekonomi dan liberalisasi India tercemat dengan berbagai skandal korupsi dalam pemerintahannya dan juga menurunnya pertumbuhan ekonomi.

Di Indonesia, kepopuleran presiden yang sekarang Susilo Bambang Yudhoyono juga terus menurun, antara lain disebabkan karena dia tidak bisa dicalonkan lagi untuk masa ketiga, dan juga dipandang sebagai pemimpin yang "jauh", terlalu banyak mendelegasikan, dan juga skandal korupsi yang dilakukan oleh anggota partainya.

Bahan-bahan tulisan ini diambil dari Seminar Asia di Universitas La Trobe Melbourne yang diberikan oleh Dr Ian Woolford dan Dr Dirk Tomsa yang berjudul 'When 1.5 Billion People Go to the Polls: Previewing the Indian and Indonesian Elections' which highlighted a few of the comparisons above.