ABC

Tsitsipas, De Minaur, Tiafoe, Osaka dan Barty Bintang Muda di Australia Terbuka 2019

Mantan petenis legendaris Amerika Serikat John McEnroe yang sekarang bekerja menjadi salah satu komentator tenis yang banyak diminati penonton diminta untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di turnamen Australia Terbuka 2019, sebelum pertandingan dimulai.

McEnroe memperkirakan di tahun 2019 ini akan terjadi perubahan dimana petenis senior seperti Roger Federer, Andy Murray, Rafael Nadal dan Novak Djokovic di nomor tunggal putra dan Serena Williams akan secara serius menghadapi tantangan dari para petenis muda.

Federer, Nadal, Djokovic, dan Murray sudah menguasai turnamen grandslam selama 15 tahun terakhir, demikian juga Serena Willaims yang sudah berhasil mengumpulkan 22 gelar grandslam di usianya yang sekarang 37 tahun.

Selama hampir dua minggu terakhir, ramalan McEnroe tampaknya hampir mendekati kenyataan, dengan para bintang muda yang diperkirakan akan mendominasi tenis internasional di tahun-tahun mendatang akan mulai unjujk gigi di Australia Terbuka 2019.

Inilah beberapa diantara mereka yang sudah menunjukkan apa yang dikatakan oleh McEnroe masa ‘pergantian pengawal.”

Stefanos Tsitsipas, 20 tahun dari Yunani

Ketika Tsitsipas mengalahkan juara bertahan Roger Federer di babak keempat dalam pertandingan ketat empat set, dalam wawancara dengan Tsitsipas di akhir pertandingan, John McEnroe menyebut sekarang tenis memasuki era baru.

Tsitsipas sekarang paling kurang sudah mencapai semifinal Australia Terbuka dengan menghadapi unggulan kedua Rafael Nadal dari Spanyol.

Mencapai semifinal sajja sudah merupakan prestasi besar, apalagi kalau dia berhasil masuk final dan menjadi juara.

Bila ke final Tsitsipas akan berhadapan dengan unggulan pertama Novak Djokovic atau petenis muda lainya dari Prancis Lucas Poulle.

Naiknya peringkat Tsitsipas sudah diduga namun tidak banyak yang menduga dia akan bisa melewati Roger Federer.

Tsitsipas yang lahir dari keluarga tenis dimana ayahnya asal Yunani adalah pelatih tenis dan ibunya asal Rusia adalah bekas petenis nomor satu dunia ketika junior, memang sudah akrab dengan tenis sejak muda.

Dia menarik perhatian karena menjadi juara turnamen akhir tahun 2018 yang dikhususkan bagi petenis muda yang berada di usia 21 tahun bernama Turnamen ATP Generasi Berikutnya, mengalahkan petenis Australia Alex De Minaur.

Gaya permainan Tsitsipas mirip dengan Roger Federer dengan pukulan backhandnya menggunakan satu tangan.

Yang menarik dari Tsitsipas adalah hobinya membuat video dan melakuikan perjalanan ke alam terbuka, hal yang menurutnya bisa untuk mengalihkan perhatian dari dunia tenis.

Sebelum pertandingan Australia Terbuka, peringkat Tsitsipas adalah 16 besar dunia, dan setelah grandslam ini, pasti peringkatnya akan lebih tinggi lagi.

Frances Tiafoe, 21 tahun dari Amerika Serikat

Frances Tiafoe flexes his right biceps muscle as he celebrates a win at the Australian Open.
Frances Tiafoe merayakan kemenangan atas unggulan kelima Kevin Anderson dari Afrika Selatan di Australia Terbuka 2019.

AP: Andy Brownbil

Frances Tiafoe maju ke babak perempat final Australia Terbuka setelah mengalahkan unggulan kelima Kevin Anderson dari Afrika Selatan di babak kedua, dan unggulan ke-20 Grigor Dimitrov di babak keeempat, sebelum kemudian kalah dari unggulan kedua Rafael Nadal di babak perempat final.

Tiafioe menurut John McEnroe yang sama-sama berasal dari Amerika Serikat adalah harapan utama dari negeri itu untuk bisa menjadi juara grandslam di masa depan dari negeri itu.

Di bagian putra, sejak Pete Sampras dan Andre Agassi, Amerika Serikat tidak mampu lagi menghasilkan petenis dunia yang bisa merajai turnamen grandslam.

Mereka memiliki Andy Roddick yang sempat menjuarai AS Terbuka di tahun 2003, namun secara keseluruhan, prestasinya tidak menjulang karena dominannya Roger Federer.

Peringkat Tiafoe sekarang adalah 39 dunia sebelum Australia Terbuka dan karena prestasinya di Melbourne, sama seperti Tsitsipas, peringkatnya akan naik lebih tinggi lagi.

Berasal dari Sierra Leone di Afrika, Tiafoe memberi warna baru di dunia tenis, antara lain dengan keunikannnya merayakan kemenangan.

Di Melbourne, dia beberapa kali melepaskan bajunya setelah menang dan menunjukkan otot tangannya, model perayaan yang dilakukan bintang bola basket NBA Amerika Serikat Le Bron James.

Alex De Minaur, 21 tahun dari Australia

Alex de Minaur, in a red shirt, pumps his fist and screams in delight after winning a tennis match.
Alex de Minaur menjadi juara di Sydney Internasional turnamen besar pertama yang dimenangkannya di tahun 2019.

AP: Andy Brownbill

Dari tuan rumah Australia, sekarang muncul bintang baru yang lebih memberi harapan baik dari hasil pertandingan di lapangan maupun sikapnya di luar lapangan.

Sebelumnya publik tenis Australia selama beberapa tahun terakhir banyak berharap dari Nick Kyrgios, namun prestasi petenis asal Canberra ini naik turun dan sering terlibat kontroversi di luar lapangan.

Sekarang publik tenis di sini seperti mendapatkan bintang pujaan baru yang lebih mudah dipercayai.

Pemain itu adalah Alex De Minaur, kelahiran Sydney namun pernah menghabiskan masa kecil berlatih tenis di Alicante Spanyol.

Dalam turnamen pemanasan menjelang Australia Terbuka, De Minaur menjuarai turnamen Sydney Internasional, setelah di final mengalahkan petenis Italia Andreas Seppi.

Di Melbourne, de Minaur mencapai babak keempat sebelum kalah dari Rafael Nadal dengan tiga set.

Nadal sudah menyebut bahwa de Minaur memiliki masa depan yang bagus dan saat ini sudah merupakan salah satu pemain yang memiliki kecepatan dalam reaksi mengambil bola di tingkat elite dunia.

Alex de Minaur sendiri mengatakan bahwa dia ingin dikenal sebagai pemain tidak mudah menyerah dan akan mengejar bola ke manapun pergi.

Di bulan Januari peringkat de Minaur adalah 29 dunia.

Naomi Osaka, 21 tahun dari Jepang

Japan's Naomi Osaka clenching her fist after winning a point against Slovenia's Tamara Zidansek.
Naomi Osaka menghadapi petenis Ceko Karolina Pliskova di semifinal Australia Terbuka.

AP: Andy Brownbill

Turnamen Ausralia Terbuka 2019 sudah pasti akan menghasilkan juara baru, karena dari empat semifinalis yaitu Naomi Osaka dari Jepang, Petra Kvitova dari Ceko, Danielle Collins dari Amerika Serikat dan Karolina Pliskova juga dari Ceko belum pernah memenangkan gelar di Melbourne sebelumnya.

Juara bertahan Caroline Wozniaki dari Denmark sudah tersingkir di babak ketiga dikalahkan oleh petenis Rusia Maria Sharapaova.

Unggulan pertama Simona Halep dari Romania kalah dalam pertandingan ketat tiga set dari Serena Williams, namun Serena sendiri dalam pertandingan perempat final kemarin kalah dari Karolina Pliskova.

Salah satu yang favorit untuk menjadi juara adalah bintang muda Jepang Naomi Osaka yang baru berusia 21 tahun.

Osaka yang berasal dari keluarga campuran, ayah Haiti dan ibu dari Jepang tersebut sudah pernah menyicipi gelar grand slam sebelumnya dengan menjuarai AS Terbuka 2018 mengalahkan Serena Williams, dalam pertandingan yang penuh kontroversi karena ‘keributan’ yang melibatkan wasit dengan Serena Williams.

Penampilan Osaka masih belum konsisten, seperti yang diakui oleh Naomi sendiri selama di Melbourne.

Ketika mengalahkan petenis Elina Svitolina dari Ukraina di perempat final, Osaka mengatakan ketika dia masuk ke lapangan dia berusaha menahan diri untuk tidak marah dengan dirinya sendiri karena membuat kesalahan-kesalahan dalam permainan.

Di Australia Terbuka, Osaka adalah unggulan keempat, unggulan tertinggi yang masih bertahan sampai semifinal.

Ashleigh Barty, 22 tahun dari Australia

Ashleigh Barty claps with her racquet as she smiles and acknowledges the crowd at the Australian Open.
Ashleigh Barty adalah petenis putri terbaik Australia saat ini, dengan peringkat 15 dunia.

AP: Mark Schiefelbein

Di tunggal putri, harapan tuan rumah diletakkan di pundak Ashleigh Barty yang sekarang berusia 22 tahun.

Dalam umur tenis, Barty mungkin bisa disejajarkan dengan petenis lain yang berusia 21 tahun, karena dia pernah ‘pensiun’ dari tenis selama 18 bulan.

Beberapa tahun lalu, Barty yang merasa memikul beban terlalu berat bagi publik Australia memutuskan mundur dan kemudian bermain kriket, sebelum kemudian mulai kembali bermain tenis di tahun 2017.

Sejak itu, prestasinya terus menanjak dan sekarang peringkatnya 15 dunia.

Di Melbourne, Barty untuk pertama kalinya mencapai babak perempat final, walau kemudian kalah dari Petra Kvitova, yang sudah pernah dua kali menjuarai turnamen grand slam lapangan rumput Wimbledon.

Sebelum pertandingan di Melbourne, Ash Barty mengatakan dia sekarang merasa siap untuk bisa menjadi juara grand slam, dan siap menanggung beban yang disandang para pendukung tenis Australia agar dia bisa berprestasi bagus di tingkat dunia.