Trump dan Turnbull Bertemu di Kapal Perang

Presiden AS Donald Trump menyebut laporan soal pembicaraan teleponnya dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull awal tahun ini agak “berita palsu”. Hal ini diungkapkannya saat keduanya bertemu di New York City.

Pertemuan kedua pemimpin dilakukan hampir tiga jam setelah Presiden Trump menundanya, karena harus berada di Washington, saat RUU untuk menggantikan Obamacare telah lolos di Dewan Perwakilan Rakyat (House of Representatives) AS.

Presiden Trump mengelar konferensi pers yang lama di Gedung Putih, sebelum menaiki Air Force One dan terbang ke New York.

Ini adalah pertama kalinya Presiden Trump dan PM Turnbull bertemu, sejak pembicaraan telepon yang membahas kesepakatan pengungsi yang disepakati oleh pemerintahan Obama dan Turnbull.

“Kalian membesar-besarkan panggilan telepon itu, itu berlebihan,” kata Presiden Trump.

Presiden Trump kesepakatan soal pengungsi “sudah tercapai sejak lama”.

“Pembicaraan kami sangat baik,” ujar PM Turnbull.

Presiden Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki hubungan “fantastis” dengan Australia.

“Saya suka Australia, selalu,” katanya.

“Greg Norman [pegolf dan pengusaha asal Australia] ada di sini hari ini, ia adalah teman kami. Banyak teman-teman ada di sini malam ini.”

Presiden Trump mengatakan jika ia pasti akan mengunjungi Australia sebagai Presiden.

“Itu akan terjadi, salah satu tempat yang bagus, salah satu tempat terindah di bumi,” katanya.

“Saya punya banyak teman di sana, saya akan ke sana, kita akan ke sana.”

Sebelumnya, Presiden Trump dijadwalkan bertemu dengan PM Turnbull di sebuah hotel di Manhattan. Namun pertemuan akhirnya digelar di kapal induk milik angkatan laut AS, USS Interpid di sebuah museum di sungai Hudson dan mereka mengadakan pertemuan selama 30 menit, yang lebih pendek dari jadwal semula.

PM Turnbull dan Presiden Trump juga berbicara di sebuah acara makan malam, untuk memperingati 75 tahun pertempuran ‘Coral Sea’ di museum tersebut.

“Perang tersebut menyelamatkan Australia dan ini adalah titik balik dalam perang tersebut,” kata PM Turnbull.

“Saya baru saja naik ke dek perahu bersama beberapa veteran, dari Amerika dan Australia, mereka masih remaja waktu ikut perang.”

Sebelumnya pada hari itu, PM Turnbull bertemu dengan Komandan Komando Pasifik AS, Harry Harris untuk berbicara mengenai program rudal nuklir Korea Utara dan masalah keamanan lainnya.

Perdana Menteri juga mengunjungi pusat penanggulangan terorisme milik kepolisian New York, NYPD, di pusat kota Manhattan.

Undang-undang untuk mengganti skema Obamacare, menjadi kemenangan besar bagi Presiden Trump dan anggota Kongres Republik, meskipun masih harus menghadapi pertarungan sengit di Senat.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Presiden Trump mengundang mereka yang membantu rancangan undang-undang lolos untuk berbicara di podium.

“Kami akan mengajak beberapa orang untuk naik dan mengatakan apapun yang Anda inginkan,” katanya kepada sejumlah anggota Kongres Republik, yang berdiri di belakang Presiden Trump, saat berada di Rose Garden.

“Kami ingin berbicara soal rencana itu,” katanya.

Presiden Trump bertemu dengan PM Turnbull pada pukul 19:15, waktu setempat (4/05/2017), sekitar pukul 9:15 pagi waktu Australia Timur (5/05/2017).

Sebelumnya, pertemuan dijadwalkan pada pukul 16.20.

Mantan duta besar Australia untuk AS, Kim Beazley mengatakan penundaan jadwal tersebut bisa diterima Australia.

Beazley mengatakan jarak antara New York dan Washington sulit secara logistik, dan undang-undang soal kesehatan adalah alasan yang “cukup bagus”.

Ia juga mengatakan penundaan jadwal telah membuat Presiden Trump lebih hangat dalam pertemuan tersebut.

“Saya pikir mungkin kurang menguntungkan bagi Presiden Trump berurusan dengan PM Turnbull, jadi mungkin membuat ia menjadi partner dialog yang jauh lebih baik, ketika akhirnya dia muncul,” katanya.

Ini adalah perjalanan pertama Presiden Trump kembali ke kota asalnya, New York, sejak menjabat nenjadi presiden lebih dari tiga bulan yang lalu.

Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada Jumat 5/05/2017. Simak beritanya dalam bahasa Inggris, di ABC News.