Tren ‘Superfood’ Untuk Gaya Hidup Sehat
Mengapa orang-orang tergoda untuk mengeluarkan uang lebih banyak untuk makan –apa yang disebut –‘superfood’ (makanan super)?.
Ternyata, rasa jarang sekali menjadi alasan tetapi manfaat kesehatan yang dirasakan ketika menyeruput minuman smoothie yang dibuat dari bahan-bahan alami -yang mengandung nutrisi berkonsentrasi tinggi, seperti kale dan blueberry –lah yang menjadi alasan.
Mahasiswa doktoral di Pusat Penelitian Nilai Pangan di Universitas Adelaide, Jessica Loyer, mengatakan, pemasaran memiliki pengaruh yang kuat pada pemahaman masyarakat dan kebiasaan makan ketika itu menyangkut ‘superfood’.
Ia telah menyelidiki pemasaran, alasan orang makan ‘superfood’ dan juga melakukan perjalanan ke Peru di mana Maca, sayuran akar yang disebut memiliki manfaat kesuburan, ditanam untuk menyaksikan perubahan di kawasan tersebut.
"Mereka menarik dengan beberapa nilai nyata bahwa orang-orang ingin makan sehat dan ingin makan makanan yang dipandang alamiah, seperti tradisional dan otentik, di saat kita mencari cara untuk makan sehat di dunia modern yang sangat kompleks ini," terang Jessica Loyer.
Ia mengutarakan, “Tak ada keraguan mereka baik untuk Anda tetapi tahukah anda, seberapa baik mereka? Apakah mereka layak untuk ditukar dengan banyak uang dan dikirim ke seluruh dunia? Itu pertanyaan lainnya.”
Ia mengatakan, kata ‘superfood’ pertama kali muncul di akhir tahun 1980-an tapi istilah ini tak “terdengar hingga akhir 90-an dan awal 2000-an”.
Jessica mengatakan, rasa kurang disebutkan sebagai alasan untuk makan ‘superfood’ oleh para konsumen di kelompok Australia Selatan.
“Orang-orang berbicara tentang manfaat kesehatan yang berbeda. Mereka hanya sedikit berbicara tentang sifat alami dan tradisional yang dimiliki tetapi mereka sangat jarang menyebutkan rasa,” ungkapnya.
"Malahan, mereka cukup sering menggunakan banyak makanan ini di minuman smoothie di mana semua bahan dicampur bersama-sama di mana Anda tak bisa mengidentifikasi rasa masing-masing bahan," jelas Jessica Loyer.
Ia mengatakan, orang “terlibat dalam sedikit pemikiran magis” karena ‘superfood’ tak menyembuhkan.
“Jelas Anda perlu melihat seluruh gaya hidup Anda untuk menjadi sehat,” sebutnya.
Sayuran baru di luar kale
Petani kebun asal Adelaide Hills, Scott Samwell, berharap agar para konsumen akan menikmati sayuran ‘kalette’-nya -persilangan antara kale dan kubis Brussel -sayuran baru pertama di pasaran sejak kemunculan ‘broccolini’.
Bisnis Scott adalah satu-satunya di Australia yang bertanam ‘kalette’, yang diproduksi oleh perusahaan benih asal Inggris.
“Saya pikir mereka sedang mencari sesuatu yang baru di pasaran dan karena kubis Brussel dan kale berasal dari keluarga Brassica yang sama, mereka bisa melakukan penyerbukan silang dan mendapatkan hibrida dari persilangan itu,” kemukanya.
Scott mengatakan, bisnisnya telah meneliti tanaman ini selama bertahun-tahun dan diberi imbalan dengan eksklusivitas untuk menumbuhkannya di Australia.
Pemasaran akan menjadi kunci untuk mendorong konsumen agar mencoba ‘kalette’ dan Scott menyarankan untuk memanggang kripik ‘kalette’ dan menggunakannya dalam masakan tumis dan salad.
“Saya bisa merasakan kubis Brussel di dalamnya,” akunya.
Ia juga mengatakan, rasanya tak “kuat” seperti rasa kangkung.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterbitkan dan diperbarui: 14:30 WIB 26/07/2016 oleh Nurina Savitri.