ABC

Tren Pekerja Lepas yang Mungkin Cocok Bagi Anda

Claire Hill selama lebih dari satu dekade menikmati berbagai keuntungan dari statusnya sebagai pekerja permanen. Namun Ia kini telah bergabung dengan sejumlah warga Australia yang cenderung memilih ketidakmapanan dan menjadi lebih bebas dengan bekerja sebagai pekerja lepas.

Penari balet profesional berusia 34 tahun asal Perth ini bekerja di sanggar balet di Jerman dan Spanyol sebelum mengakhiri karirnya di sanggar balet di Australia Barat.

Sementara status jabatan sebagai penari balet atau balerina mungkin dianggap tidak biasa bagi beberapa orang, dia masih menikmati sejumlah keistimewaan yang didapat dari sebuah pekerjaan permanen seperti cuti sakit, tunjangan liburan dan pesangon dari atasannya.

Claire Hill mengajar balet
Claire Hill mengajar di Charlesworth Ballet Institute di Perth.

Claire Hill mengajar balet

Tapi setelah 12 tahun kerja keras secara fisik dan mental, Claire Hill harus mempertimbangkan langkah selanjutnya.

Tanpa memiliki gelar selain ijazah sekolah menengah – dan tidak begitu mengetahui bagaimana kehidupan nyata diluar tari balet nantinya – dia jatuh ke daerah yang memikatnya dan akhirnya hal tersebut telah mengubahnya menekuni gaya hidup bekerja dengan gigih yang sekarang dijalaninya.

Bagi ibu dari anaknya Theo  yang baru berusia 18 bulan, itu adalah keseimbangan yang sempurna.

“Pekerjaan semacam ini sesuai dengan kepribadian saya – saya suka variasi – dan saya benar-benar mengendalikan apa yang saya lakukan, termasuk jam kerja saya.

“Saya punya bayi jadi saya memastikan bahwa suami saya ada jika saya memerlukannya dan memiliki fleksibilitas itu sangat pas untuk saya.”

Pekerja kasual Claire Hill bersama anaknya yang berusia 18 bulan Theo di sebuah studio balet
Claire Hill dengan anak laki-laki berusia 18 bulan, Theo mengaku memiliki kehidupan kerja yang bervariasi sesuai dengan kepribadiannya.

ABC News: James Carmody

Claire Hill mengaku meski kadang-kadang ia harus pulang larut malam, dia tidak dapat membayangkan dirinya kembali bekerja sebagai karyawan permanen.

“Saya tidak bisa membayangkan sekarang saya bekerja dengan cara yang lain,” katanya.

Tren peningkatan

Kasualisasi tenaga kerja telah ada selama beberapa waktu, namun sementara beberapa statistik menunjukkan bahwa data tersebut terus berkembang, data lain menunjukkan bahwa jumlah pekerja lepas di Australia tidak mengalami perubahan.

Julia Richardson, pakar pengelolaan sumber daya manusia di Sekolah Bisnis Curtin di Australia Barat
Julia Richardson, pakar karir, mengatakan yang dia yakini adalah kalau angkatan kerja di masa depan akan berubah.

ABC News: Emily Piesse

Julia Richardson, Associate Professor manajemen sumber daya manusia di Curtin Business School, mengatakan bahwa pekerja lepas mencakup sekitar dua persen dari total angkatan kerja di Australia untuk beberapa waktu.

“Kedengarannya seperti angka yang kecil tapi sebenarnya ini adalah jumlah yang cukup patut dipertimbangkan  dari seluruh total angkatan kerja,” katanya.

Julia Richardson mengatakan apa yang telah berubah adalah sekarang industri merangkul tenaga kerja lepas.

“Jadi kita melihat di industri pertambangan, teknik, kita melihat hal ini di industri penjualan, kita melihat ini terjadi di industri obat-obatan, pendidikan, dan kita juga melihatnya terjadi di industri manufaktur,” katanya.

“Saya akan mengatakan bahwa tidak ada industri di lapangan yang tidak tersentuh [oleh kehadiran tenaga kerja lepas].”

Dan dia menilai kasualisasi ini akan terus berkembang di masa depan, terutama dikarenakan adanya permintaan dari dunia bisnis.

Pelayan
Keterampilan yang dipelajari di pekerjaan tingkat pemula bisa berlaku untuk 13 karir baru.

AAP

“Saya akan mengatakan bahwa ditengah kondisi para penyedia pekerjaan yang mengalami tekanan yang terus meningkat untuk melakukan pemotongan anggaran – dan itu bisa terjadi sehubungan dengan pembayaran tunjangan berobat, sehubungan dengan pembayaran tunjangan liburan dan sebagainya – mungkin saja mereka memutuskan untuk memilih mempekerjakan karyawan lepas.”

Juru bicara agen perekrutan Hays, Chris Kent, mengatakan proporsi pekerja lepas secara keseluruhan, lebih dari 20 persen dari total karyawan, angka ini tidak berubah setidaknya selama satu dekade terakhir.

Namun, Kent mengatakan jumlah pekerja sementara dan kontraktor meningkat, seringkali dalam peran yang sangat terampil, seperti posisi insinyur dan manajemen senior.

Banyak orang sekarang memilih untuk memiliki banyak majikan dan cukup senang dengan cara itu. Mereka membangun kehidupan mereka dengan fleksibilitas seperti itu,” kata Kent.

“Mereka menukar kemapanan karena alasan keuangan dan mampu memperoleh upah lebih tinggi sebagai konsultan dan sejenisnya, dan itu benar-benar tumbuh secara konsisten selama mungkin dalam satu dekade terakhir.”

Tidak selalu sebuah pilihan

Mimi Dewalheyn
Mimi Dewalheyns tidak dapat menemukan pekerjaan penuh waktu selama 5 tahun terakhir meski memiliki sejumlah kualifikasi.

Supplied: Mimi Dewalheyns

Pakar karir, Julia Richardson mengatakan sementara ada banyak orang seperti Claire Hill, yang memiliki banyak pekerjaan lepas sebagai sebuah pilihan, ada juga sejumlah besar orang yang dipaksa menjalani pekerjaan lepas – beberapa memiliki gelar, beberapa tidak punya gelar – semuanya karena mereka tidak berhasil mendapatkan pekerjaan penuh waktu.

“Kekhawatiran saya adalah orang lain yang lebih memilih pekerjaan penuh waktu dan membutuhkan kepastian dan membutuhkan keamanan,” katanya.

Mimi Dewalheyns mampu berbicara dalam empat bahasa, memiliki gelar MBA dalam bidang sumber daya manusia dan bekerja sebagai karyawan lepas sebagai sopir berbagi-kendaraan, karena dia tidak dapat menemukan pekerjaan tetap.

Mimi Dewalheyns mengatakan kepada ABC Radio Perth bahwa dia menjadi pengemudi berbagi sebagai pekerjaan lepas setelah dia terkena pengurangan karyawan sebanyak dua kali pada tahun 2015, di sektor pertambangan dan kemudian di industri konstruksi.

“Saya bahkan menurunkannya (CV saya) tapi tetap hasilnya tetap sama.”

Menurut Julia Richardson pekerja lepas tidak boleh diperlakukan sebagai “lubang homogen”, dengan keragaman yang sangat besar dalam kelompok tersebut.

“Saya pikir kita harus sangat berhati-hati dalam memahami bagaimana kita mengembangkan pemahaman kita tentang mereka dan bagaimana kita mengembangkan kebijakan untuk mendukung kelompok tenaga kerja yang satu ini,” katanya.

Diterjemahkan pada 20/9/2017 oleh Iffah Nur Arifah. Simak laporannya dalam Bahasa Inggris disini.