Tren Hot Desk Belum Tentu Tingkatkan Produktivitas
Salah satu topik yang paling banyak didebatkan soal desain tempat kerja adalah ‘hot desk’, dimana para karyawan berbagi meja, sehingga tak memiliki lagi meja sendiri.
‘Hot desk’ menjadi bagian dari tren dari pekerjaan yang berbasis pada aktivitas, dimana karyawan tidak lagi bergantung pada meja dan komputer tradisional, tetapi pindah ke tempat-tempat lain untuk menelepon atau menggelar pertemuan.
Meski banyak data penelitian yang mendukung tren ‘hot desk’ ini, tapi Andrew Pettifer, seorang konsultan teknik di Australia mengatakan kemungkinan desain ini tidak sehebat yang diperkirakan.
“Anda membuat efisiensi ruang, tidak perlu banyak meja … tapi saya tidak percaya jika ini bisa membuat orang-orang lebih produktif,” katanya.
Donna Wheatley, seorang ahli strategi tempat kerja menekankan pentingnya perubahan lain, seperti beralih dari desktop ke laptop dan mengurangi manajemen yang bertingkat.
“Dua perubahan yang signifikan ini akan sama, bahkan berdampak lebih pada kepuasan dan cara orang bekerja,” katanya.
Tapi Donna mengatakan bagian tersulit dari transisi ke tempat kerja yang lebih fleksible, dimana pun mereka inginkan, istilahnya ‘agile working’ adalah soal pemahaman.
“Jika kita bertanya kepada orang-orang sebelum bekerja dengan gaya seperti ini, hanya 18 persen yang akan mengatakan [iya],” katanya.
“Tapi jika ditanya setelah mereka melakukannya, mayoritas, tidak semuanya, lebih suka dengan gaya ini.”
‘Membuat Anda tetap segar dan bergerak setiap hari’
Salah satu tempat kerja yang berada dalam masa transisi adalah perusahaan konsultan PricewaterhouseCoopers (PwC) di Canberra.
Alas laptop, dengan ruangan-ruangan berwarna cerah, serta kebijakan ketat ‘tidak boleh ada barang yang ditinggalkan di atas meja’.
Mariam Hafiz, salah satu manajer yang pindah ke perusahaan ini setelah sebelumnya pernah bekerja baik di kantor yang tradisional dan yang bergaya ‘hot desk’. Ia mengatakan ‘hot desk’ lebih kolaboratif.
“Anda mengenal lebih banyak orang di seluruh organisasi,” katanya.
“Membuat Anda tetap segar, bergerak setiap hari.”
Ben Neal, pekerja urusan kemitraan, adalah salah satu yang juga pindah ke gaya ini, setelah sebelumnya bekerja di pelayanan publik.
“Jika membutuhkan privasi, ruangan, maka Anda dapat pindah ke salah satu dari banyak ruangan dimana Anda bisa menggunakannya,” katanya.
Ben mengaku jika gaya bekerja ini tidak akan cocok di setiap tempat kerja, tapi jika dilakukan dengan benar, maka akan membuat perbedaan.
“Jika Anda berada di sebuah pusat pengolahan, di mana semua orang melakukan pekerjaan transaksi yang sama, maka saya rasa ini kurang bisa dilakukan,” katanya.
“Tapi gaya ‘hot desk’ ini cocok dengan PwC dan cocok dengan budaya kita.”
Diterjemahkan oleh Erwin Renaldi pada 12/01/2016 pukul 13:15 PM, dari laporannya dalam bahasa Inggris dan bisa dibaca disini.