ABC

Tren Gigi Taring ‘Drakula’ Berbahaya Bagi Kesehatan Mulut

Tren gigi taring seperti 'drakula' atau gingsul yang populer di Jepang kini melanda Australia. Banyak warga Australia yang rela merogoh kocek dan terbang ke luar negeri hanya untuk mendapatkan tampilan gigi berantakan yang dipercaya dapat membuat penampilan orang menjadi jauh lebih muda dan meiliki senyum polos seperti anak-anak. Namun dokter gigi di Australia memperingatkan dampak jangka panjang dari tren ini mulai dari gigi rapuh, iritasi hingga kesulitan berbicara.

Pejabat dari Asosiasi Dokter Gigi Australia (ADA) mengaku khawatir dengan tren gigi ginsul seperti drakula yang sedang berlangsung di Australia.
 
Dokter gigi Adelaide, Dr Peter Alldritt, yang juga Ketua Komite Kesehatan Mulut ADA nengatakan keinginan untuk memiliki gigi ginsul seperti drakula akan menimbulkan dampak negatif di kemudian hari.
 
"Hal ini biasanya umum dilakukan oleh orang yang memang sudah memiliki gigi taring atau gingsul, dimana mereka ingin membuatnya menjadi lebih panjang dan runcing, sedikit seperti sepasang gigi Dracula, "katanya.
 
"Tapi tampaknya sekarang telah berkembang menjadi tren dimana beberapa orang sengaja melakukannya meski gigi mereka tidak runcing. Ini jelas gaya hidup dan bagi saya itu tidak masuk akal sama sekali," tambahnya.
 
Dokter gigi di Australia banyak mendapat pertanyaan lucu soal prosedur kosmetik gigi seperti menambahkan gingsul antara gigi depan atau 'gigi taring' yang saat ini menjadi tren populer di kalangan anak-anak muda Jepang.
 
Dr Alldritt mengatakan tren semacam ini tampaknya tidak terhindarkan sejak tren tatto dan tindik bagian tubuh (body piercing) juga menjadi tren di kalangan warga Australia.
 
"Tren semacam ini datang dan pergi, tidak masalah tapi mungkin tren yang satu ini termasuk tidak sehat karena menyisipkan sesuatu di antara gigi anda dan merekatkannya dengan lem super."
 
Dr Alldritt mengatakan siapa saja yang berniat untuk ingin melakukan operasi plastik agar memiliki gigi taring atau gingsul diantara gigi depannya perlu memikirkan dampak jangka panjangnya karena susunan gigi itu tidak bisa dikembalikan seperti semula.
 
"Jika Anda ingin membuat kesenjangan atau gingsul antara gigi depan Anda dan Anda harus mencopot paksa beberapa gigi yang sehat agar bisa mendapatkan gingsul itu, itu tidak bisa dikembalikan,"
 
"Enamel adalah semacam insulator bagi gigi Anda. Jika Anda memotong enamel atau mengikisnya agar bisa mendapat gigi yang runcing maka gigi anda akan menjadi lebih sensitif dan juga akan menjadi lebih rentan menjadi busuk,"
 
Dokter gigi di Adelaide ini juga mengingatkan soal potensi gangguan mulut atau kesulitan berbicara.
 
"Jika Anda memiliki gigi taring pasca dioperasi, bisa bayangkan bagaimana mereka akan menekan bibir bawah anda dan tentu saja itu akan menyebabkan iritasi dan luka pada bibir Anda,"
 
"Belum lagi resiko bibir tak sengaja tergigit karena ukuran gigi Anda tidak rata dan karena bentuknya menjadi tidak sejajar atau sama lagi maka akan saling berbenturan, jadi saya tidak melihat ada manfaatnya dari tindakan semacam ini.
 
Terkait potensi gangguan berbicara, Dr Alldritt mengatakan : "Kami bahkan melihat masalah gangguan bicara pada orang yang memiliki celah atau gingsung diantara giginya padahal itu gigi asli mereka memang demikian,"
 
Menurutnya orang yang secara alami memiliki gangguan masalah kesehatan gigi perlu mendatangi dokter gigi ortodentis dan terapi bicara sekaligus untuk membantu mereka.