Toyota Mungkin Hentikan Juga Produksinya di Australia
Menteri Perindustrian Australia Ian Macfarlane menyatakan besar kemungkinan Toyota akan menghentikan produksi mobil di Australia jika tidak ada perubahan dalam perjanjian dengan para pekerjanya. Toyota menjadi satu-satunya produsen mobil yang masih akan berproduksi di Australia setelah sebelumnya Holden menyatakan akan memindahkan produksinya dari negara itu.
Pemerintah Australia pekan ini terus membicarakan perubahan yang diperlukan tersebut dengan pemerintah Negara Bagian Victoria, tempat pabrik Toyota berlokasi.
Menurut Macfarlane, sejauh ini belum ada kesepakatan di antara Toyota dan para pekerjanya, namun ia menekankan perubahan kesepakatan kerja diperlukan untuk membuat Toyota di Australia kompetitif.
"Realita adalah sepanjang kita tidak mengurangi biaya produksi mobil di Australia, maka para pekerja Toyota sendiri tidak akan memiliki pekerjaan di masa depan," katanya.
Toyota sudah mengajukan banding atas putusan pengadilan yang melarang Toyota mengubah perjanjian kerja dengan karyawannya.
McFarlane mengatakan, Toyota akan kesulitan bersaing secara internasional jika perjanjian kerja itu tidak diubah.
Para pekerja Toyota di Altona, Melbourne, kata McFarlane, tidak dipaksa untuk menerima pengurangan gaji, namun hanya diminta untuk berkompromi atas hak-hak lainnya yang ada dalam perjanjian sebelumnya.
"Model perjanjian kerja kuno, misalnya hak istirahat selama 4 jam dengan alasan donor darah, tidak akan membuat pabrik itu kompetitif," katanya.
Toyota sejauh ini telah bernegosiasi dengan serikat buruh manufaktur mengenai perubahan kondisi dalam perjanjian kerja yang akan berakhir tahun depan.
Di antara 29 usulan perubahan, Toyota meminta dikuranginya masa libur natal dan keharusan pekerja untuk mengambil lembur minimal perbulan.
Namun Desember lalu pengadilan membatalkan upaya Toyota untuk mengadakan voting atas usulan perubahan ini di kalangan pekerja.
Kepala Operasi Toyota di Australia Tony Cramb menyatakan kecewa atas putusan pengadilan tersebut.