ABC

Topan Ita Rusak Industri Gula dan Pisang Australia

Industri gula dan pisang menjadi korban paling parah dari amukan badai tropis Topan Ita di negara bagian Queensland, Australia.

Sebagian besar tanaman tebu di negara bagian itu, yang mencakup 90 persen dari hasil nasional, rusak pada tingkat yang berbeda-beda.

Sekitar 10 juta ton tanaman tebu tergenang banjir atau roboh, yang berarti hampir 30 persen produksi Australia. Daerah-daerah yang paling parah dilanda badai diperkirakan akan kehilangan sepertiga dari hasil panen mereka.

Kelompok lobi Canegrowers mengatakan, sembilan dari setiap 10 petani mengalami kerugian. Masih ada harapan, sebagian besar tanaman tebu itu akan pulih, tapi masih terlalu dini untuk memastikannya.

Steve Guazzo dari Herbert Canegrowers mengatakan, para petani masih menunggu air banjir mengering. Dikatakannya, kandungan gula akan berkurang pada tanaman yang tergenang air.

Lebih ke selatan, Kevin Borg dari Mackay Canegrowers berharap tanaman yang roboh dapat pulih kembali dan terus bertumbuh.

Sementara itu, para petani pisang di Lakeland, salah-satu daerah yang paling parah terkena dampak badai di barat laut Cairns, sedang berusaha memulihkan bisnisnya.

Salah seorang petani terbesar Peter Inderbitzen merasa optimis. Ia memperkirakan kerugian antara 15 sampai 20 persen.

Ratusan truk dan mobil sudah kembali ke jalan raya di Queensland utara setelah Bruce Highway dibuka kembali.

Jalan raya utama ke Queensland utara telah ditutup selama 48 jam setelah Ita membawa curah hujan lebih dari 400 milimeter di beberapa daerah, mengakibatkan banjir mendadak yang luas.

Bagi petani pisang Cameron Mackay, yang menderita kerugian, prioritas utamanya sekarang adalah membawa buah ke pasar setelah jalan dibuka kembali.