ABC

Tony Abbott, Shinzo Abe dan Barack Obama Bahas Ukraina dan ISIS

Perdana Menteri Tony Abbott, Presiden AS, Barack Obama dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menggelar pertemuan tiga pihak yang langka terjadi, Ketiga pemimpin dunia membahas masalah ISIS dan ketidakstabilan di Ukraina dan bencana MH17 di sela-sela kegiatan KTT G20.

 

Pertemuan antara PM Tony Abbott dan mitra kerjasamanya dari Jepang dan Amerika Serikat berakhir dengan sikap menentang tindakan Rusia yang memicu ketidakstabilan di Ukraina.

Dalam pertemuan disela-sela KTT G20 di Brisbane, Abbott, PM Jepang,  Shinzo Abe dan Presiden AS, Barack Obama juga membahas upaya memerangi ISIS termasuk cara mencegah orang-orang dari luar negeri untuk membantu ISIS – dan juga membahas upaya mengakhiri wabah Ebola.

Dalam pernyataan bersama ketiga pemimpin dunia ini berkomitmen memperkuat kerjasama pertahanan dan keamanan dan mendesak agar pihak yang bertanggung jawab atas insiden ditembakjatuhnya pesawat MH17 diadili.

"Ketiga pemimpin juga menggarisbawahi kekuatan kerjasama regional mereka, termasuk menghilangkan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara; menangani hak asasi manusia di Korea Utara termasuk isu penculikan; dan memastikan kebebasan navigasi dan penerbangan dan resolusi damai sengketa maritim sesuai dengan hukum internasional, termasuk melalui mekanisme hukum seperti arbitrase, "kata pernyataan itu.

 
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri KTT G20 dalam tekanan kuat dari para pemimpin G20 lainnya lantaran dukungan pemerintahnya terhadap kelompok pemberontak pro-Rusia di Ukraina, konflik ini terlah menewaskan lebih dari 4.000 orang warga selama tahun ini.
 
Pada hari Sabtu, para pemimpin Barat memperingatkan Putin bahwa ia mempertaruhkan sanksi yang lebih banyak jika Ia gagal mengakhiri dukungan negaranya untuk separatis.
 
Rusia telah membantah terlibat.
 
Obama ingin meyakinkan sekutu tentang pergeseran strategis
 
Pertemuan trilateral pagi ini diatur atas inisiatif Washington, ungkap seorang pejabat senior pemerintah yang tidak mau disebutkan namanya.
Obama, hadir di Asia untuk kedua kalinya tahun ini dengan tujuan hendak meyakinkan sekutunya tentang pergeseran strategis Washington terhadap wilayah tersebut.
 
Namun, Cina memandang kerja sama militer yang lebih besar antara tiga pihak dengan hati-hati.
 
Ketiga pemimpin membahas perlunya upaya "penyelesaian secara damai sengketa maritim yang sesuai dengan hukum internasional", sebuah referensi yang merujuk pada perselisihan antara China dan negara-negara tetangganya atas pulau-pulau di Laut Cina Selatan.
 
Dalam pidato kemarin, Obama menyinggung sengketa maritim Beijing dengan negara tetangganya dan kekhawatiran tentang pembangunan militer nya, bersikeras bahwa Amerika Serikat tidak akan mundur dari komitmennya untuk wilayah tersebut.
 
Sementara Australia sendiri lebih memilih upaya membeli sebanyak 12 kapal selam siluman dari Jepang, sebagian besar dari program pengadaan kapal selam senilai $40 miliar.
 
Washington mendukung perjanjian tersebut.

Jepang – AS janjikan dana hibah untuk dana iklim

Jepang juga mengumumkan akan menyumbang $US1.5 miliar untuk Dana Iklim Hijau  bagi negara-negara berkembang, berikut $3miliar komitmen serupa yang disampaikan Obama kemarin.
 
Sebuah pernyataan Gedung Putih mengatakan kedua negara akan mengulangi kontribusi mereka di sesi penjaminan di Berlin pekan ini.
 
"Pengumuman hari ini dibangun di atas sejarah kepemimpinan kolektif oleh Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara lain untuk mendukung pengembangan tangguh dan rendah karbon di seluruh dunia," kata pernyataan itu.
 
"Pada tahun 2008, negara kita bersama-sama mempelopori pembentukan Dana Investasi Iklim (CIF).
 
"Janji kami kepada GCF merupakan kelanjutan dari semangat kepemimpinan.
 
"GCF akan memobilisasi investasi dari sektor swasta, yang sumber daya dan keahlian akan menjadi penting untuk memenuhi tantangan iklim."
 
ABC / Reuters