ABC

Tolak Pemusnahan Tanaman Pisang, Petani Ini Gelar Protes Damai Ala Ghandi

Seorang petani wanita menolak program pemusnahan pisang berbintik yang dilakukan di seluruh Northern Territory. Wanita itu mengaku siap dipenjarakan demi menyelamatkan tanaman pisang di kebunnya.

 

Diana Rickard mengaku kampanye pembangkangan sipil ala Ghandi ini didukung oleh seratusan petani pisang yang menolak tanamannya dimusnahkan.
 
 
Diana Rickard dari Tumbling Water di Selatan Darwin meniru langkah Mahatma Gandhi dalam menolak kebijakan pemusnahan massal tanaman pisang di seluruh NT yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian.
 
Rickard mengatakan dirinya menggelar 'kampanye pembangkangan sipil ala Ghandi" dengan mengunci tapat  pintu pagar perkebunan pisangnya untuk petugas.
 
"Saya hanya akan menyilangkan lengan saya didada, dan berada dibelakang pagar dan berkata ;"Tidak, Anda tidak boleh masuk ke lahan kebun saya'," tuturnya.
 
"Bahkan pada satu kasus petugas itu hanya berdiri merokok sambil memandangi saya, dan saya balas memandangnya dari balik pagar kebun saya,"
 
Rickard mengklaim aksi pembangkangan sipil ala Gandhi yang dilakukannya didukung oleh beberapa ratus anggota dan simpatisan lain yang  menolak kebijakan pemusnahan massal seluruh pohon pisang di kawasan NT.
 
Rickard mengatakan dirinya sempat kooperatif dengan petugas ketika mereka memeriksa kebun pisang miliknya dan menyatakan tanaman pisangnya sehat.
 
Lalu pada bulan Oktober,  Kementerian Industri primer mengindikasikan akan melaksanakan kebijakan yang direkomendasikan oleh kelompok biosekuriti nasional untuk memusnahkan seluruh tanaman pisang di NT, termasuk tanaman yang tidak terjangkit penyakit bintik. 
 
Setelah pengumuman rencana kebijakan itulah Rickard mulai mengunci gerbang kebunnya bagi petugas.
 
"Kami percaya pada mereka, tapi itu kebijakan yang tidak bisa dipercaya dan penuh kebohongan yang dipicu oleh kesalahan informasi,"
 
"Saya memilih protes ala Gandi karena itu adalah hak kami untuk menolak kebijakan itu dengan damai dan ini bentuk pembangkangan sipil dengan tidak membolehkan mereka masuk ke kebun milik kami,"
 
"Saya tidak mau membayar denda karena menolak tanaman pisang saya dimusnahkan, lebih baik saya dipenjara, 
 
Demi mengatasi penyakit jamur bercak atau bintik pada tanaman pisang, selama dua tahun mendatang seluruh pohon pisang di kawasan Northern Territory akan ditebang dan dikubur atau dibakar dibawah skema program senilai  $26 juta.
 
Otoritas NT khawatir  hama penyakit yang hanya ditemukan di wilayah mereka itu bisa meluas ke Queensland dan mengancam industri pisang Australia yang lebih luas.
 
Menurut koordinator pemusnahan tanaman pisang di NT, Kevin Cooper dibawah progam ini ada lebih dari 34,000 kebun pisang yang telah diperiksa dan seluruh pemiliknya –  kecual sekitar 100-an orang – bersedia bekerja sama.  Dan saat ini program pemusnahan di kawasan Darwin sudah mencapai 84%.
 
Dia mengatakan para petugas pemeriksa akan melakukan negosiasi untuk dapat masuk ke kebun yang pemiliknya menolak memberikan izin masuk.
 
"Tapi kami tentu saja tidak akan menggunakan petugas kepolisian untuk menyelesaikan masalah itu," katanya.
 
Namun sejauh ini belum pasti apa yang akan dilakukan pemerintah terhadap para petani yang tetap menolak memberikan akses kepada petugas setelah dilakukan upaya negosiasi.
 
Cooper mengatakan pemusnahan tanaman menjadi satu-satunya cara agar penyakit ini bisa ditumpas dan tidak menyebar.
 
"Dengan memusnahkan pohonnya maka penyakit jamur pisang bintik itu tidak akan bisa selamat,"
 
Cooper juga optimistis pada April 2015 seluruh tanaman pisang di kawasan Darwin akan bisa dimusnahkan.
 
Setelah itu selama satu tahun berikutnya pemerintah akan menanam pohon posanh yang baru yang ditargetkan akan selesai pada April 2016. Pohon itu akan menjadi semacam alat pengawas untuk memastikan penyakit jamur bintik itu sudah benar-benar hilang atau belum.
 
Jika tanaman itu tetap tidak terinfeksi jamur bintik maka pemerintah akan melakukan penanaman ulang pohon pisang secara masa di NT pada April 2017.
 
Program pemusnahan pohon pisang di seluruh NT ini memang sempat menuai kontroversi karena hanya ada beberapa petani pisang komersil di kawasan tersebut yang memenuhi syarat untuk mendapat kompensasi, sementara para pemilik lahan yang tidak 
 
Menteri Pertanian, Willem Westra van Holthe menuai kecaman pekan lalu dari Kepala Menteri Adam Giles, yang mengatakan dia telah membuat blunder dengan menerapkan kebijakan ini.
 
"Dia bisa mengatasi masalah pisang bintik ini dengan pendekatan berbeda, dan begitu juga dengan sejumlah masalah pada buah melon," kata Giles.
 
 

sebuah lubang karantina besar digali di Darwin untuk mengubur seluruh tanaman pisang yang dimusnahkan di kawasan NT.