ABC

Tolak Pekerja Usia Lanjut, Australia Rugi 10 Miliar Dolar Pertahun

Keengganan perusahaan-perusahaan di Australia untuk menerima pekerja usia lanjut mengakibatkan negara tersebut rugi sekitar 10 miliar dollar (Rp 108 triliun) tiap tahunnya. Hal ini disampaikan oleh Susan Ryan, Komisioner Bidang Diskriminasi Usia pada Komnas HAM Australia, Rabu (17/9/2014).

Diskriminasi terhadap pekerja yang usianya lebih dari 50 tahun seringkali terjadi, jelas Ryan.

Dalam pidatonya di National Press Club, ia juga mengumumkan penelitian dari lembaga riset Roy Morgan, yang hasilnya diperkirakan bisa dilihat masyarakat bulan Maret 2015.

Diharapkan, laporan itu bisa menunjukkan perbandingan tentang terjadinya diskriminasi berdasarkan umur di tempat kerja, siapa yang terkena dampaknya, bagaimana tanggapan orang, dan apa yang harus dilakukan agar diskriminasi itu berhenti.

Ryan menyarankan agar begitu mendekati usia 50 tahun, masyarakat mulai mengkaji masa depan karir mereka dalam 10 tahun ke depan, bahkan mencari konsultasi.

"[Mereka] harus bertanya, 'masih bisakah saya melakukan pekerjaan ini dalam 20 tahun ke depan? Sanggupkah saya? Maukah saya? Kuatkah saya? Dan kalau saya perlu ganti pekerjaan, apa saja pilihannya? Bagaimana cara saya mencari pekerjaan lain?" ujarnya.

Ryan ingin agar sekolah kejuruan TAFE berperan dalam membantu mengatasi masalah ini, dengan dibantu pemerintah. TAFE cocok untuk membantu, karena lembaga ini memiliki "hubungan baik dengan badan-badan usaha", dan tahu mengenai industri apa saja yang tumbuh, dan yang mana yang menciut.

Selain itu, badan-badan usaha juga perlu mengubah diri, agar mereka bisa paham mengenai baiknya mempekerjakan warga Australia usia lanjut.

"Kami menerima keluhan-keluhan formal di Komisi [Hak Azasi Manusia], misalnya tentang dipaksa mengundurkan diri, dibilang bahwa mereka tak lagi cocok untuk pekerjaan mereka, dan dipecat," cerita Ryan,

"Ada yang tak bisa mengikuti pelatihan yang penting untuk kenaikan pangkat atau mempertahankan jabatan mereka, karena pihak atasan merasa mereka sudah terlalu tua, atau merasa rugi bila harus berinvestasi untuk pelatihan [pekerja usia lanjut tersebut]."

Dalam anggaran negara, pemerintah sudah mengumumkan bahwa badan-badan usaha bisa mendapat hingga 10.000 dollar bila mereka memperkerjakan seseorang yang usianya lebih dari 50 tahun, dan tetap memperkerjakan mereka.

Program-program subsidi gaji lainnya tidak begitu diminati, tapi Ryan berharap yang satu ini sukses.

Selain itu, ia juga mempertanyakan perlunya ada banyak pekerja asing dengan visa kerja seperti visa 457, sementara masih banyak penduduk Australia usia lanjut yang bersedia bekerja.

Penelitian sebelumnya, yang dikomisikan oleh Komisi Hak Azasi Manusia, mendapati bahwa peningkatan partisipasi kerja pekerja berusia 55 tahun ke atas bisa menyumbangkan 33 miliar dollar untuk PDB negara.