Tips Menjalani Studi PhD dari Mahasiswa di Australia
Gelar PhD adalah puncak dari masa pendidikan dan penelitian. Ini adalah kesempatan bagi orang untuk menjelajahi area penelitian yang baru dan memulai karir di bidang yang mereka pilih. Tapi menyelesaikan studi PhD bisa menjadi jalan panjang nan sulit. Jadi apa yang perlu Anda ketahui jika Anda ingin menempuh studi PhD?.
Inilah sejumlah tips dari beberapa mahasiswa PhD yang bersaing di final kompetisi ‘Three Minute Thesis’ (tesis tiga menit) Asia-Pasifik:
1. Joshua Chu-Tan – Australian National University
Joshua Chu-Tan memenangi kompetisi ‘Three Minute Thesis’ Asia-Pasifik 2016 dengan presentasi berjudul ‘Targeting the root of vision loss’ (menarget akar hilangnya penglihatan). Penelitian PhD-nya berfokus pada metode yang menggunakan terapi gen untuk memperlambat perkembangan degenerasi penglihatan terkait usia. Ini adalah topik kompleks yang membutuhkan banyak waktu untuk menunggu hasilnya.
“Jangan kecewa. Ada banyak hari, bahkan bulan, ketika penelitian ini tak akan berjalan sesuai dengan apa yang Anda inginkan.” kata Joshua, menjalani penelitian tahun kedua.
"Saya pikir titik utamanya adalah untuk tak kecewa dan benar-benar bertahan karena ketika Anda menemukan sesuatu yang akhirnya signifikan, itu perasaan yang luar biasa," jelas Joshua.
2. Lucas Marie – Curtin University
Dalam penelitiannya, yang berjudul ‘Hip hop bisa mengubah dunia’, Lucas Marie melakukan studi antropologi sosial dan budaya pada penari hip-hop di seluruh dunia. Penelitian ini membuatnya mengamati penari di New York, Osaka, dan juga Perth –ia juga memiliki banyak masukan untuk mereka yang baru mulai menari.
"Cobalah untuk berbicara dengan teman dan keluarga. Cobalah untuk berbicara dengan orang dari berbagai disiplin ilmu tentang PhD Anda dan pelajari reaksi apa yang mereka tunjukkan," kata Lucas.
“Saya pikir kita tak cukup membahas disiplin lain di universitas, terutama dalam program pasca sarjana. Jadi .. kompetisi [Tiga Menit Tesis] ini benar-benar memberi kami kesempatan untuk melakukannya,” terangnya.
“Semakin banyak anda melakukannya, semakin baik. Semakin anda memahami penelitian Anda sendiri,” imbuh Lucas.
3. Nathaniel Swain – University of Melbourne
‘Kejahatan Remaja. Cara memahaminya’ adalah judul presentasi tesis Nathaniel. Nathaniel Swain adalah ahli patologi bicara dan menghabiskan satu tahun bekerja di pusat pembinaan pemuda untuk penelitian dampak yang dialami kriminil berusia muda.
"Jika Anda ingin menempuh studi PhD, Anda harus menemukan sesuatu yang benar-benar anda sukai. Dan yang lebih penting, apa yang membuat Anda ingin tahu atau penasaran," pendapat Nathaniel.
Ia hanya memiliki waktu empat bulan sebelum batas terakhir pengumpulan tesisnya.
“Studi ini menahan Anda selama tiga tahun atau lebih. Pada akhirnya, apapun yang Anda pilih masih harus menarik dan membuat Anda termotivasi, karena itu adalah pekerjaan yang sangat sulit untuk diselesaikan,” jelasnya.
4. Emma Kent – Flinders University
‘Mencari Sebuah Jawaban; atau Mengapa Saya Memproduksi Obat di Kampus’ adalah topik penelitian Emma Kent. Ia menempuh studi di Flinders University, Australia Selatan, tempat di mana ia meneliti produk olahan obat ketika mereka dibuat dengan bahan-bahan berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
Emma baru melakukan penelitiannya selama 7 bulan -dan merupakan pendatang baru dibandingkan dengan banyak penyaji tesis lainnya -tetapi hanya dalam beberapa bulan itu, ia memetik beberapa pelajaran penting untuk orang-orang yang memulai perjalanan PhD mereka.
"Jangan berpikir segala sesuatu akan langsung berjalan baik, langsung berhasil," kata Emma.
“Butuh beberapa waktu untuk memulai dan agar segala sesuatunya berjalan baik. Tapi juga jangan patah semangat ketika sesuatu tak selalu berjalan sesuai rencana,” utaranya.
5. Robbie Lee Sabnani – Nanyang Technological University
Robbie Lee Sabnani meneliti guru dan murid bahasa sebagai bagian dari PhD-nya di Nanyang Technological University, Singapura, untuk melihat apakah ada metode pengajaran yang bekerja lebih baik daripada yang lain. Robbie Lee menjalani tahun ketiga penelitiannya dan sekarang menghabiskan banyak waktunya untuk menganalisis data sebelum ia bisa menulis tesisnya.
"Saya pikir, pertama-tama dan yang terpenting, Anda harus sangat bersemangat pada bidang yang Anda minati," ujar Robbie Lee.
“Semangat itu akan mendorong Anda untuk membaca, menjadi sangat akrab dengan lapangan, dan berinteraksi dengan orang lain yang melakukan penelitian sehingga Anda bisa belajar lebih banyak dan bisa memikirkan bagaimana penelitian Anda akan memajukan ilmu pengetahuan dan berkontribusi dalam kehidupan nyata,” tambahnya.
6. Kate Riegle van West – University of Auckland
Jika Anda seseorang yang tertarik dengan kesehatan dan kebugaran maka Anda mungkin tertarik pada penelitian Kate Riegle van West tentang Poi – kegiatan yang melibatkan tali kur di sekitar tubuh Anda. Kate mengunjungi Australia untuk mempresentasikan tesisnya yang berjudul ‘Poi untuk Kesehatan Anda: Mencegah Penuaan’ yang ia harap menemukan apakah Poi memiliki manfaat kesehatan untuk orang berusia lanjut.
Kate berasal dari Amerika Serikat tetapi melakukan penelitiannya di Selandia Baru dan memiliki beberapa tips bagi orang yang berpikir untuk mencoba ide-ide penelitian baru.
“Ini semua tentang hal yang Anda sukai dan sering kali tak sesuai dengan akademisi. Anda tak boleh membiarkan hal itu mencegah Anda,” tuturnya.
"Jika Anda bersemangat tentang sesuatu, kejarlah. Hanya dibutuhkan satu orang di kampus untuk mewujudkannya,” kata Kate.
“Jadi, Anda mungkin mengamati disiplin lain, lintas departemen, mungkin aneh, mungkin akan sulit untuk dipahami. Itu tak masalah. Jika itu hal yang ingin Anda lakukan, lakukan hal itu dan Anda akan menemukan jalan,” jelasnya.
7. Sijia Chen – Macquarie University
Datang dari China, Sijia Chen pindah ke Australia untuk mengejar gelar PhD-nya. Sijia menjalani tahun ketiga penelitian linguistik terapan, di mana ia mempelajari penerjemah bahasa, dan khususnya bagaimana mereka membuat catatan.
"Saya pikir yang paling penting, dan jika saya cuma bisa mengatakan satu hal, jalankan rencana Anda, dan tetap berpegang pada rencana Anda," kata Sijia.
“Tak harus spesifik setiap hari, setiap minggu-nya, tetapi Anda harus memiliki rencana rinci sepanjang studi, jika tidak itu akan menjadi proyek empat tahun, seseorang bahkan menjalaninya delapan tahun.
“Anda akan tersesat jika Anda tak memiliki rencana.”
8. Jasmine Kaur – Murdoch University
Jasmine berasal dari Singapura dan menjalani tahun kedua studi PhD di Murdoch University, Perth. Penelitian Jasmine berfokus pada pelabuhan dan mengamati bagaimana suatu negara bisa meningkatkan efisiensi pelabuhannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Saya pikir jika Anda berpikir tentang melakukannya, ketahuilah hal itu harus menjadi topik yang Anda sukai dan membuat anda semangat karena itu akan memerlukan banyak komitmen," kata Jasmine.
“Saya pikir tantangan tersulit bagi saya adalah, saya punya gagasan tentang apa yang ingin saya lakukan, tapi tantangannya selalu menemukan satu atau dua pertanyaan penelitian yang ingin anda uji, masalahnya tak ada cukup banyak literatur di bidang itu.”
‘Three Minute Thesis’ adalah kompetisi yang mendorong siswa PhD berbicara tentang penelitian mereka. Babak final menampilkan 50 pesaing dari seluruh Asia-Pasifik yang, baru-baru ini, diadakan di Universitas Queensland.