ABC

Tips Memotret Satwa Liar dari Fotografer Australia

Mereka mengatakan jangan pernah memotret anak-anak atau hewan, tapi David Stowe justru membangun karirnya dengan melakukan kedua hal tersebut.

Pekerjaan yang menjadi sumber pendapatan utama David Stowe memang sebagai fotografer pernikahan, tapi ketertarikan utama bagi David Stowe adalah satwa liar.

Fotografer yang berbasis di Sydney, New South Wales ini merupakan seorang finalis dalam penghargaan fotografer alam terbaik Australia 2017 atau Australian Geographic Nature Photographer of the Year Awards 2017 melalui hasil bidikan kameranya yang mengabadikan keluarga burung brolga yang baru saja kembali ke sarang mereka untuk menetap di malam hari di Victoria.

Tokek ekor berduri bagian utara
David Stowe mengatakan penting untuk selalu fokus pada mata subjek.

Supplied: David Stowe

David Stowe pernah memenangkan penghargaan ini pada tahun 2015 melalui karya foto simetrisnya yang luar biasa dari sayap putih seekor burung yang akan lepas landas.

“Saya tumbuh besar dengan orang tua yang membawa kami berkemah, jadi saya mencintai alam, saya senang berada di semak-semak sejak usia sangat muda,” kata Stowe.

“Tinggal jauh dari peradaban dan orang-orang merupakan tempat favorit saya.”

“Memiliki waktu senggang merupakan hal yang sangat penting bagi saya.”

Sayap putih
Foto sayap putih yang diambil oleh David Stowe di Lake Wollumboola. NSW memenangkan penghargaan foto tahun 2015.

Supplied: David Stowe

Mendapatkan bidikan keberuntungan

Stowe bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menunggu bidikan kemenangannya itu.

Minggu lalu dia menghabiskan waktu selama berhari-hari dengan berjalan kaki melintasi pedalaman Queensland untuk berusaha memotret burung grasswren yang sulit dipahami.

Ini adalah spesies yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

burung Kalkadoon Grasswren
David Stowe menghabiskan waktu selama berhari-hari untuk mendapatkan foto seekor burung Grasswren mendarat di tempat yang tepat.

Supplied: David Stowe

“Mereka adalah burung yang sangat bagus untuk dipotret dan mereka suka bersembunyi di semak belukar,” katanya.

“Untuk sampai ke Mount Isa, dan berhasil melihatnya muncul setelah menunggu berjam-jam dan memburu mereka selama berhari-hari rasanya sangatlah menakjubkan.

“Bagian dari tantangan untuk menjadi fotografer satwa liar adalah memotret spesies yang tidak terlalu banyak difoto.

“Mereka lebih merupakan tantangan tapi lebih sedikit dari sebuah hadiah.”

Memiliki peralatan yang tepat

Sementara David Stowe mengatakan bahwa dia secara teratur memotret lansekap melalui ponsel pintarnya saat berada di semak-semak, dia juga telah berinvestasi membeli peralatan fotografi paling canggih untuk membantunya memotret beberapa hasil jepretan indahnya.

Kamera badan miliknya yang berharga sekitar $ 8.900 atau sekitar Rp 94 juta, bisa menjepret 14 frame per detik dan tahan air dan debu. Dan lensa zoom telefotonya membuat David Stowe harus merogoh kocek sebesar $ 11.000 atau hampir Rp117 juta untuk memilikinya.

Namun, dia mendorong fotografer satwa liar pemula kalau hasil jepretan foto yang memenangkan penghargaan tidak harus berasal dari kamera kelas atas.

“Beberapa orang muda yang ikut dalam kompetisi Fotografi Alam Geografis Australia di Museum Australia yang sedang berlangsung saat ini, ada kategori junior dan beberapa dari mereka mengambil gambarnya dengan hanya menggunakan kamera instant dengan kamera built-in yang harganya mungkin hanya $ 100.”

Fokus pada mata

Tips utama dari David Stowe dalam memotret satwa liar adalah mengingat bahwa setiap foto perlu cerita untuk dikisahkan.

Itu kadang-kadang berarti kita perlu sedikit men-zoom objek yang hendak difoto agar pemirsa bisa “melihat-lihat ke sekeliling” daripada hanya mengisolasi gambar hewan itu dengan bidikan jarak dekat.

gajah laut tertawa
Beberapa binatang akan berpose dengan tepat, sementara binatang lainnya hanya akan memberi anda beberapa detik untuk bisa diabadikan gambarnya dalam posisi bidikan terbaik mereka.

Supplied: David Stowe

Dia mengatakan untuk selalu fokus pada mata hewan yang dibidik tidak peduli seberapa kecilnya mereka.

“Semuanya terletak di mata mereka, apakah subjek sedang melihat kamera atau tidak, itu akan benar-benar melibatkan penonton,” katanya.

“Anda sering mendengar fotografer burung berbicara tentang sudut kepala dan jika burung itu mengarah ke kamera, lebih mudah untuk membidik ke arah matanya dan paruhnya juga berada didalam fokus.”

Diterbitkan Rabu 30 Agustus 2017 oleh Iffah Nur Arifah dari artikel ABC Australia di sini.