ABC

Timor Leste tawarkan 800 juta dollar bangun pipa gas

Timor Leste menawarkan dana 800 juta dollar untuk membangun infrastruktur penyaluran gas sebagai bagian usaha penyelesaian sengketa proyek gas Greater Sunrise.

Saat ini, proyek yang berlangsung di Laut Timor tersebut tengah tersendat. 

Menteri perminyakan dan sumber daya alam Alfredo Pires mengatakan, pemerintahannya bersedia menyumbang 800 juta dollar untuk membangun infrastruktur penyalur gas ke Timor Leste. 

"Bila pipa menjadi masalah, kami sanggup menanggung sebagian resiko dengan berinvestasi dalam lajur pipa itu," jelasnya, "Uang ini tidak akan sia-sia."

Dana 800 juta dollar tersebut akan diambil dari dana perminyakan sebesar 14 milyar dollar, yang dihimpun dari pendapatan negara dari persediaan minyak dan gas. 

Pengembangan lahan Greater Sunrise telah tersendat selama bertahun-tahun akibat sengketa perihal cara pengembangan. Operator lapangan, yang dipimpin oleh perusahaan Woodside Petroleum, menginginkan gas yang telah diperoleh diproses di anjungan terapung di laut, namun Timor Leste bersikeras agar gas disalurkan melalui pipa ke pantai selatan agar dapat diproses di daratan, hingga proyek tersebut memberi manfaat ekonomi bagi negara dan menciptakan lapangan kerja. 

Pakar sumber daya David Lennox menilai tawaran Timor Leste kemungkinan tidak akan mengubah keinginan Woodside. "Saya rasa Woodside akan mempertimbangkan gagasan itu, tapi mungkin mereka tidak akan menindaklanjutinya dengan memproses LNG di daratan di Timor," ucapnya. 

"Kalau kita lihat biaya potensial pengembangan Sunrise secara keseluruhan, membangun sarana pemrosesan LG di daratan mungkin akan memakan biaya lebih dari 18 milyar dollar saat ini," jelas Lennox. 

Menurutnya, pemrosesan LNG lepas pantai mungkin akan menghemat biaya sebanyak 5-6 milyar dollar. Maka, biaya pembuatan pipa sebanyak 800 juta dollar sebenarnya tidak terlalu signifikan. Lennox menambahkan bahwa Sunrise juga akan menghadapi lebih banyak persaingan. 

Woodside menolak berkomentar tentang tawaran terkahir dari Timor Leste tersebut. 

Saat ini, Timor Leste dan Australia tengah menjalani proses arbitrase mengenai perjanjian pembagian pendapatan dari lahan Greater Sunrise. Timor Leste telah menuduh Australia memata-matai pejabat-pejabat Timor Leste saat proses negosiasi berjalan.